RASA SYUKUR DAN CINTA MENENTUKAN APA YANG KITA BERIKAN
“Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: ‘Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.’ Lalu mereka memarahi perempuan itu”—Markus 14: 3-5.
Alkitab menggambarkan pemberian wanita itu sebagai “minyak narwastu yang sangat mahal." Pemberian yang murah hati seperti itu menunjukkan sebuah pertimbangan yang cermat; Itu bukan keputusan spontan. Wanita itu menunjukkan cinta dan rasa syukur kepada Tuhannya atas apa yang telah Dia lakukan untuknya. Kasih dan penghargaannya terungkap dalam kepemilikan terbaiknya—"minyak narwastu yang sangat mahal.”
Hanya dia yang benar-benar tahu betapa dia mengasihi Yesus. Hanya dia yang benar-benar tahu sejauh mana rasa terima kasihnya kepada Tuhan. Tidak ada orang lain yang bisa memahami kedalaman kasih Anda kepada Yesus. Tidak ada yang tahu seberapa besar Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah Dia lakukan dalam hidup Anda. Kasih dan rasa syukur kita kepada Yesus harus diungkapkan dalam persembahan yang kita bawa kepada-Nya.
Dia memberikan yang terbaik yang dia miliki sebagai demonstrasi cinta dan rasa syukurnya kepada Tuhan. Apakah ukuran rasa syukur dan kasih Anda kepada Tuhan? Persembahan yang kita berikan menunjukkan betapa kita mengasihi Yesus dan betapa kita bersyukur atas apa yang telah Dia lakukan bagi kita.
Panggilan:
Seperti yang kita berikan sekarang ini dan di waktu mendatang, marilah kita ingat untuk sepenuhnya mengungkapkan kasih dan rasa syukur kita kepada Allah dengan persembahan yang kita berikan.

Komentar
Posting Komentar