Bacaan Persembahan Sabat 5, 2 AGUSTUS 2025

TUHAN YANG PERTAMA DALAM SEGALA SITUASI

“Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah”—Amsal 15: 1.

Kudakwashe Chipatiso adalah seorang pengusaha yang suka berbicara dengan nada lembut. Suatu hari ketika dia sedang dalam tugas bisnisnya, dia berhenti di sebuah pompa bensin untuk menambah tekanan angin pada salah satu ban mobilnya. Sayangnya, pengendara lain yang datang lebih awal telah parkir dengan tidak benar, sehingga Kudakwashe tanpa pilihan harus parkir di depan orang ini.

Ketika pria itu keluar dari toko, dia tidak senang dengan cara parkir dari Kudakwashe dan mulai berteriak, melemparkan kata-kata tidak baik padanya. Meskipun demikian, Kudakwashe tetap tenang, memberikan senyum dan salam saat ia segera memindahkan mobilnya.

Ketika Kudakwashe hendak pergi, pria itu-mendekati , dan membombardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan. Bagaimana engkau bisa tetap tenang dan bahkan menyapaku ketika aku mencoba memprovokasi kamu? Mengapa engkau tidak menjawabku kembali? Jika engkau mengatakan sepatah--kata pun, sesuatu yang buruk mungkin telah terjadi padamu.”

Kudakwashe menjawab sambil tersenyum, "Saya seorang Kristen yang takut akan Tuhan. Saya tidak mau paksakan situasi yang ada; itulah saya." Kudakwashe melanjutkan dengan berbicara tentang Tuhan dan bagaimana Tuhan ingin dia berubah sehingga dia juga bisa memperlakukan orang lain dengan baik. Hal ini mendorong pria itu untuk membuka diri dan berbagi dengan Kudakwashe tentang tantangan-tantangan yang dia alami. Kudakwashe berjanji untuk berdoa baginya dan meyakinkan pria itu bahwa Tuhan akan melihatnya melalui tantangan yang dia hadapi.

Kudakwashe memilih untuk mengutamakan Tuhan dalam interaksinya dengan pria itu. Ketika ditanya bagaimana dia tetap tenang meskipun di bawah provokasi, Kudakwashe menghubungkannya dengan Tuhan.

Panggilan:

Ketika kita memilih untuk mengutamakan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, sewajarnya untuk tetap mengutamakan Tuhan atas berkat-Nya kepada kita. Mengembalikan persepuluhan dan memberikan persembahan akan mudah ketika Allah memegang tempat pertama dalam hidup kita. Mengapa tidak mengutamakan Dia sekarang ini?

Komentar