LANDASAN SEJATI

LANDASAN SEJATI

“Yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan"—Efesus 2: 20, 21.

Dalam jemaat-jemaat di Galatia, kesalahan yang terbuka telah mendesak menggantikan Injil. Kristus, Landasan Sejati dari iman, telah ditolak untuk upacara-upacara tradisional Yahudi. Rasul itu melihat bahwa apabila orang-orang percaya di Galatia diselamatkan dari pengaruh-pengaruh berbahaya yang mengancam mereka, tindakan menentukan harus diambil, amaran-amaran yang paling tajam harus diberikan.

Suatu pelajaran penting yang harus dipelajari oleh setiap pelayan Kristus, adalah menyesuaikan pekerjaannya kepada keadaan mereka yang ia usahakan untuk memberikan keuntungan. Sifat lemah lembut, kesabaran, ketegasan, dan keteguhan yang sama-sama dibutuhkan; tetapi hal itu dilaksanakan dalam perbedaan yang sepantasnya. Untuk bertindak bijaksana dengan golongan pikiran yang berbeda-beda, di bawah keadaan dan pengaruh lingkungan yang bermacam-macam, adalah suatu pekerjaan yang menuntut kebijaksanaan dan pertimbangan yang diterangi dan disucikan oleh Roh Allah.

Dalam suratnya kepada orang-orang percaya di Galatia, Paulus dengan singkat mengulangi kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan pertobatannya sendiri dan pengalaman Kristen yang mula-mula. Oleh maksud ini ia menunjukkan bahwa adalah melalui penjelmaan khusus dari kuasa Ilahi sehingga ia dituntun untuk melihat dan merasakan kebenaran-kebenaran agung dari Injil itu. Adalah melalui petunjuk yang diberikan Allah Sendiri sehingga Paulus dituntun untuk mengamarkan dan menasihati orang-orang Galatia dengan satu cara yang demikian khidmat dan positif....

Rasul itu mendesak orang-orang Galatia untuk meninggalkan pembimbing palsu yang telah menyesatkan mereka, dan kembali kepada iman yang disertai bukti-bukti yang tak dapat dipersalahkan oleh persetujuan Ilahi. Orang-orang yang berusaha untuk memimpin mereka dari kepercayaan mereka pada Injil adalah orang-orang munafik, tidak suci hatinya dan bejat dalam kehidupan mereka. Agama mereka dibentuk dari serentetan upacara-upacara, melalui perbuatan mana mereka berharap untuk mendapat karunia Allah. Mereka tidak memiliki kerinduan pada Injil yang menuntut ketaatan pada firman ....

.... Ini adalah usaha yang dipelajari Iblis untuk mengalihkan pikiran dari pengharapan keselamatan melalui iman di dalam Yesus Kristus serta penurutan kepada hukum Allah—The Acts of the Apostles, hlm. 385-387.

Renungkan Lebih Dalam: Bagaimanakah saya menggunakan manifestasi Ilahi Allah dalam hidup saya untuk menunjukkan kepada orang lain Landasan Sejati saya ?

Komentar