SANG PEMURNI
"Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi TUHAN-lah yang menguji hati"—Amsal 17: 3.
Kita percaya tanpa keraguan bahwa Kristus akan segera datang. Hal ini bukanlah dongeng bagi kita melainkan adalah kenyataan. Ketika Dia datang, Dia tidak lagi datang untuk menyucikan kita dari dosa-dosa kita, untuk menghilangkan cacat dalam karakter kita, atau untuk menyembuhkan kita dari kelemahan sifat dan tabiat kita. Jika ada saat untuk kita perlu ditempa, itu harus diselesaikan sebelum waktu kedatangan-Nya tiba.
Ketika Tuhan datang, mereka yang kudus akan tetap kudus. Mereka yang telah memelihara tubuh dan roh mereka dalam kesucian, dalam pengudusan dan kehormatan, akan menerima sentuhan akhir dari keabadian. Tetapi mereka yang tidak adil, tidak suci, dan kotor akan tetap demikian selamanya. Tidak ada pekerjaan yang akan dilakukan bagi mereka untuk menghilangkan cacat mereka dan memberi mereka tabiat suci. Sang Pemurni tidak akan duduk untuk mengupayakan proses pemurnian-Nya, menghapus dosa dan kerusakan mereka. Ini semua harus dilakukan pada jam-jam pengasihan sekarang ini. Sekaranglah pekerjaan ini harus diselesaikan bagi kita ....
Kita berada di dunia yang bertentangan dengan kebenaran dan kemurnian karakter, dan terhadap pertumbuhan dalam kasih karunia. Ke mana pun kita memandang, kita melihat kerusakan dan kecemaran, kecacatan dan dosa. Dan apakah pekerjaan yang harus kita lakukan sekarang, sebelum menerima keabadian? Itu adalah menjaga kekudusan tubuh kita, kemurnian roh kita, agar kita dapat berdiri tanpa noda di tengah kejahatan yang merajalela di sekitar kita pada hari-hari terakhir ini ....
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah—dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6: 19, 20).
Kita bukanlah milik diri kita sendiri. Kita telah dibeli dengan harga yang mahal, bahkan dengan penderitaan dan kematian Anak Allah. Jika kita dapat memahami hal ini, dan menyadari sepenuhnya, kita akan merasakan tanggung jawab besar yang dipercayakan kepada kita untuk menjaga diri kita dalam keadaan kesehatan yang terbaik, agar kita dapat memberikan pelayanan yang sempurna kepada Tuhan. Tetapi ketika kita menempuh jalan yang menguras vitalitas kita, menurunkan kekuatan kita, atau mengaburkan kecerdasan kita, kita berdosa terhadap Allah—Testimonies for the Church, vol. 2, hlm. 354-356.
Renungkan Lebih Dalam: Bagaimanakah kesucian hidup saya memengaruhi kuasa dari kesaksian saya?
Komentar
Posting Komentar