04 NOVEMBER
PELEPAS YANG DINANTI-NANTIKAN
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab la telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan la telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan"—Lukas 4: 18,19.
Penduduk Galilea yang pulang dari pesta Paskah itu membawa laporan tentang perbuatan Yesus yang ajaib itu. Hukuman yang dijatuhkan atas segala perbuatan-Nya oleh para pembesar di Yerusalem membuka jalan bagi-Nya di Galilea. Kebanyakan dari mereka meratapi penyalahgunaan terhadap Bait Suci itu serta kelobaan dan kesombongan imam-imam. Mereka mengharap bahwa Orang yang telah membuat penghulu-penghulu itu lari kocar-kacir, menjadi Pelepas yang dinanti-nantikan itu. Sekarang kabar telah datang yang tampaknya seolah-olah menguatkan harapan mereka yang paling gemilang. Dikabarkan bahwa nabi itu telah mengatakan bahwa Dialah Mesias itu.
Tetapi penduduk Nazaret tidak percaya pada-Nya. Itulah sebabnya, Yesus tidak mengunjungi Nazaret dalam perjalanan-Nya ke Kana. Juruselamat mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa seorang nabi tidak mendapat kehormatan di negerinya sendiri. Orang menilai tabiat dengan apa yang dapat mereka hargai. Orang-orang yang berpikiran sempit dan duniawi menilai Kristus atas kelahiran-Nya yang hina, pakaian-Nya yang sangat sederhana, dan pekerjaan-Nya sehari-hari. Mereka tidak dapat menghargai kemurnian roh yang tidak bernoda dosa. .
Berita bahwa Kristus sudah pulang ke Kana dengan segera tersiar di seluruh Galilea, membawa harapan kepada orang-orang yang menderita dan susah. Di Kapernaum kabar itu menarik perhatian seorang bangsawan Yahudi, yaitu seorang pembesar dalam dinas kerajaan. Anak lelaki dari pembesar itu menderita sesuatu penyakit yang tampaknya tak tersembuhkan lagi. Tabib-tabib telah putus harap serta menunggu kematiannya saja; tetapi ketika bapa itu mendengar kabar tentang Yesus, ia memutuskan hendak memohon pertolongan dari pada-Nya. Anak itu sudah lemah sekali, dan dikhawatirkan mungkin tidak hidup lagi sampai ayahnya kembali; namun bangsawan itu merasa bahwa ia sendiri harus pergi menyampaikan hal itu. la mengharap bahwa permohonan-permohonan seorang bapa mungkin akan membangkitkan simpati Tabib Besar itu ....
Seperti halnya dengan Yakub ia pun menang. Juruselamat tidak dapat menarik diri dari jiwa yang bergantung kepada-Nya, memohonkan keperluannya yang besar. "Pergilah," kata-Nya; "anakmu hidup." Bangsawan itu meninggalkan hadirat Juruselamat dengan damai dan sukacita yang belum pernah dialaminya dahulu. Bukan saja ia percaya bahwa anaknya akan sembuh, tetapi juga dengan keyakinan yang teguh ia percaya pada Kristus sebagai Penebus—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 199-201.
Renungkan Lebih Dalam: Mengapakah Yesus terkadang membiarkan saya di dalam tungku penderitaan?
Komentar
Posting Komentar