PANGERAN SURGA

PANGERAN SURGA

"Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa"—Ibrani 4:15.

Tidak dapat dipahami oleh jiwa Setan yang egois adanya kebaikan dan kasih yang besar bagi umat manusia yang telah jatuh sehingga mendorong Pangeran surga untuk meninggalkan rumah-Nya dan datang ke dunia yang telah rusak oleh dosa dan tersiksa oleh kutukannya. Dia mengetahui kekayaan abadi yang tak ternilai yang tidak diketahui oleh manusia. Dia telah merasakan kesenangan, kedamaian, kemuliaan yang agung, dan sukacita yang besar dalam tempat tinggal surgawi. Dia menyadari, sebelum pemberontakannya, sukacita yang besar dalam penerimaan Allah. Dia pernah menghargai kemuliaan yang menyelubungi Sang Bapa, dan mengetahui bahwa tidak ada batas bagi kuasa-Nya.

Setan tahu apa yang telah ia tinggalkan. Dia sekarang takut bahwa kerajaannya di seluruh dunia akan direbut, haknya diambil, dan kuasanya hancur. Dia tahu, melalui nubuatan, bahwa Juruselamat akan datang dan bahwa kerajaan-Nya tidak akan dibangun dengan kuasa, kehormatan dan tampilan duniawi. Dia tahu bahwa nubuatan-nubuatan kuno meramalkan sebuah kerajaan yang akan didirikan oleh Pangeran surga di atas bumi, yang telah dia akui sebagai miliknya. Kerajaan ini akan merangkul semua kerajaan di dunia, dan kemudian kuasa dan kemuliaannya akan berakhir dan dia akan menerima pembalasan atas dosa-dosa yang telah diperkenalkannya ke dunia ini, dan atas kesengsaraan yang dibawanya kepada manusia. Dia tahu bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kemakmurannya bergantung pada keberhasilan atau kegagalannya dalam usahanya mencobai Kristus di padang gurun. Dia membawa kepada Kristus cobaan-cobaan yang paling licik dan paling kuat untuk memikat Dia dari kesetiaan-Nya.

Tidak mungkin bagi manusia mengetahui kekuatan godaan Setan terhadap Anak Allah. Setiap godaan yang tampaknya sangat berhasil kepada manusia dalam kehidupan kesehariannya, yang sulit untuk dilawan dan diatasi, telah dibawa kepada Anak Allah pada derajat yang jauh lebih tinggi karena karakter mulianya melebihi manusia yang telah jatuh.

Kristus dicobai dalam segala hal seperti kita. Sebagai perwakilan manusia Dia berdiri dalam ujian terberat untuk pengakuan Allah. Dia menghadapi kuasa terkuat Setan. Pencobaannya yang terhebat telah Kristus alami dan mengalahkannya atas nama manusia. Adalah tidak mungkin bagi manusia untuk dicobai melebihi dari apa yang dapat ia tanggung saat ia bergantung kepada Yesus, Penakluk yang tak terbatas itu —Konfrontasi, hlm. 47, 48, 49.

Renungkan Lebih Dalam: Dosa kesayangan apakah yang paling membuat saya rentan terhadap pencobaan?

Komentar