YANG TIDAK KELIHATAN

YANG TIDAK KELIHATAN

"Karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya"—1 Yohanes 4: 20.

Sesudah kenaikan Kristus, Yohanes berdiri teguh sebagai pekerja yang setia dan sungguh-sungguh bagi Tuhan. Dengan murid-murid yang lain ia menikmati kecurahan Roh-Nya pada Hari Pentakosta, dan dengan semangat dan kuasa yang baru ia lebih lanjut berbicara kepada orang banyak tentang perkataan kehidupan, berusaha memimpin pikiran mereka kepada Yang Tidak Kelihatan, la seorang pengkhotbah yang berkuasa, kuat dan mendalam dalam kesungguh-sungguhan. Dalam bahasa yang indah dan dalam suara seperti musik ia menceritakan perkataan dan perbuatan Kristus, berbicara dalam cara yang mengilhamkan hati mereka yang mendengar dia. Kesederhanaan perkataannya, kuasa yang gemilang dari kebenaran yang diucapkannya, dan kesungguh-sungguhan yang menandai pengajarannya, memberikan dia jalan masuk kepada semua golongan.

Kehidupan rasul itu selaras dengan ajarannya. Kasih Kristus bersinar dalam hatinya memimpin dia untuk bekerja dengan tekun dan tidak mengenal lelah untuk sesamanya manusia, terutama bagi saudara-saudaranya dalam gereja Kristen.

Kristus telah memerintahkan murid-murid yang mula-mula untuk mengasihi satu dengan yang lain seperti la telah mengasihi mereka. Dengan demikian mereka akan membawa kesaksian kepada dunia bahwa Kristus telah dibentuk di dalam pengharapan akan kemuliaan. "Aku memberikan perintah baru untuk kamu," la telah mengatakan, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yohanes 13: 34). Pada waktu perkataan ini diucapkan, murid-murid tidak dapat mengerti; tetapi sesudah mereka menyaksikan penderitaan Kristus, sesudah penyaliban dan kebangkitan, dan kebaikan-Nya ke surga sesudah Roh Kudus turun ke atas mereka pada hari Pentakosta, mereka mengerti yang lebih jelas akan kasih Allah, dan sifat kasih yang mereka harus miliki satu dengan yang lain. Kemudian Yohanes dapat berkata kepada teman-teman muridnya: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa la telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita."

Sesudah kecurahan Roh Kudus, murid-murid keluar untuk memberitakan Juruselamat yang hidup, keinginan mereka satu-satunya ialah keselamatan jiwa-jiwa. Mereka bergembira karena manisnya perhubungan dengan orang-orang suci. Mereka lemah lembut, memikirkan kepentingan orang lain, menyangkal diri sendiri, rela berkorban untuk kebenaran—Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 461,462.

Renungkan Lebih Dalam: Bagaimanakah saya bisa bersaksi kepada semua golongan orang seperti yang dilakukan Rasul Yohanes?

Komentar