TUHAN KEMULIAAN

TUHAN KEMULIAAN

"Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita"—Yohanes 11: 48.

Para pemimpin Yahudi telah menyangka bahwa pekerjaan Kristus akan berakhir dengan kematian-Nya; tetapi, gantinya mereka menyaksikan pemandangan yang luar biasa dari Hari Pentakosta. Mereka mendengar murid-murid, dipenuhi dengan suatu kuasa dan tenaga yang belum pernah diketahui, mengkhotbahkan Kristus, perkataan mereka ditegaskan oleh tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Di Yerusalem, kubu agama Yahudi, beribu-ribu orang secara terbuka menyatakan iman mereka kepada Yesus orang Nazaret sebagai Mesias.

Murid-murid sangat heran dan bersukacita karena besarnya penuaian jiwa-jiwa. Mereka tidak memandang tuaian yang luar biasa ini sebagai usaha mereka sendiri; mereka menyadari bahwa mereka sedang masuk ke dalam pekerjaan orang-orang lain. Sejak kejatuhan Adam, Kristus telah mempercayakan kepada hamba-hamba pilihan benih sabda-Nya itu untuk ditaburkan dalam hati manusia. Selama kehidupan-Nya di dunia la telah menabur benih kebenaran dan telah menyiraminya dengan darah-Nya. Pertobatan yang terjadi pada hari Pentakosta adalah akibat penaburan ini, tuaian pekerjaan Kristus, menyatakan kuasa pengajaran-Nya.

Pekabaran rasul-rasul sendiri, meskipun jelas dan meyakinkan, tidak akan menghilangkan prasangka yang telah menahan begitu banyak bukti. Tetapi Roh Kudus menjelaskan pekabaran ke dalam hati dengan kuasa Ilahi. Perkataan rasul-rasul adalah sebagai anak panah yang tajam dari Yang Mahakuasa, menghukum manusia dari kesalahan mereka yang mengerikan dalam menolak dan menyalibkan Tuhan kemuliaan.

Di bawah pendidikan Kristus, murid-murid telah dituntun untuk merasa keperluan mereka akan Roh itu. Di bawah pengajaran Roh mereka menerima kecakapan terakhir, dan pergi kepada pekerjaan seumur hidup mereka. Mereka tidak lagi bodoh dan tidak beradab. Mereka tidak lagi tanpa pengetahuan dan tidak berperadaban. Tidak lagi pengharapan mereka didasarkan atas kebesaran duniawi. Mereka "dengan sehati," "sehati dan sejiwa" (Kisah Para Rasul 2: 46; 4: 32). Kristus memenuhi pikiran mereka; kemajuan kerajaan-Nya adalah tujuan mereka. Dalam pikiran dan tabiat mereka telah menjadi seperti Tuhan mereka, dan manusia "mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus" (Kisah Para Rasul 4: 13)—Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 37, 38.

Renungkan Lebih Dalam: Para murid menerima "kualifikasi terakhir" sebelum memulai pekerjaan seumur hidup mereka. Kualifikasi apakah yang saya butuhkan sebelum saya melakukan pekerjaan seumur hidup saya?

Komentar