PENGUASA YANG BENAR
"Tetapi Yesus berkata kepadanya: 'Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"'—Lukas 4: 8.
Setan memberikan semua kekuatannya dalam godaan terakhir ini; karena usaha terakhir ini akan menentukan takdir siapa yang seharusnya menjadi pemenang. Dia telah mengklaim dunia sebagai kekuasaannya, dan bahwa dia adalah pangeran yang berkuasa di udara.
Dia membawa Yesus ke puncak gunung yang tinggi, dan kemudian dengan pemandangan panorama dihadirkan di hadapan-Nya semua kerajaan dunia yang telah lama berada di bawah kekuasaannya dan menawarkan kepada-Nya satu hadiah besar. Dia mengatakan kepada Kristus bahwa Dia dapat memiliki semua kerajaan ini tanpa penderitaan atau kesusahan. Setan berjanji untuk menyerahkan tongkat kekuasaannya, dan untuk menjadikan Kristus sebagai Penguasa yang benar, dengan satu perbuatan dari-Nya. Yang hanya dibutuhkannya untuk mengembalikan semua kerajaan dunia yang telah dihadirkan di hadapan-Nya pada hari itu, adalah bahwa Kristus akan menghormatinya sebagai atasan.
Mata Yesus untuk sesaat melihat kemuliaan yang dihadirkan di hadapan-Nya; tetapi dia segera berpaling dan menolak untuk melihat pemandangan yang memikat itu. Dia tidak mau membahayakan integritasnya dengan membuang-buang waktu bersama si penggoda. Ketika Satan meminta penghormatan, kemarahan Ilahi Kristus terjadi, dan Dia tidak lagi dapat menoleransi hinaan kesombongannya atau bahkan mengizinkannya untuk tetap berada di hadirat-Nya. Di sini Kristus menjalankan kuasa Ilahi-Nya dan memerintahkan Satan untuk berhenti. "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Setan, dalam kebanggaan dan kesombongannya, telah menyatakan dirinya sebagai penguasa dunia yang sah dan permanen, pemilik semua kekayaan dan kemuliaannya, meminta penghormatan dari semua yang tinggal di dalamnya, seolah-olah dialah yang menciptakan dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Berkata kepada Kristus, "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki." Dia berusaha membuat hubungan khusus dengan Kristus, untuk segera menyerahkan seluruh miliknya kepada Kristus, jika Dia mau menyembahnya.
Penghinaan terhadap Sang Pencipta ini menimbulkan amarah Anak Allah untuk segera menghardik dan mengusirnya—Konfrontasi, hlm. 87, 88.
Renungkan Lebih Dalam: Seperti apakah nantinya ketika Yesus mengambil alih kepemilikan atas bumi yang baru, tempat yang sempurna di mana dosa tidak akan pernah muncul lagi?
Komentar
Posting Komentar