ANAK NAZARET

ANAK NAZARET

"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud"—Lukas 2:11.

Setiap anak dapat memperoleh pengetahuan sebagaimana halnya dengan Yesus. Sedang kita berusaha mengenal Bapa kita yang di surga melalui firman-Nya, malaikat-malaikat yang suci akan hadir, pikiran kita akan dikuatkan, tabiat kita akan dipertinggi dan diperhalus. Kita akan lebih menyerupai Juruselamat kita. Maka sedang kita melihat benda-benda yang elok dan mulia dalam alam kejadian, kasih sayang kita pun akan mengalir kepada Allah. Sementara roh rasa takut dengan hormat, jiwa dikuatkan oleh mengadakan hubungan dengan Yang Mahabesar melalui benda-benda ciptaan-Nya. Percakapan dengan Allah melalui doa mengembangkan tenaga pikiran dan batin, dan tenaga rohani makin kuat sementara kita memupuk pikiran dengan hal-hal yang bersifat rohani.

Kehidupan Yesus adalah suatu kehidupan yang sesuai dengan Allah. Ketika la masih anak-anak, la berpikir dan berbicara seperti seorang anak-anak; akan tetapi tidak ada sekelumit pun tanda-tanda dosa yang menodai peta Allah dalam diri-Nya. Meskipun demikian la tidak bebas dari penggodaan. Penduduk Nazaret sudah menjadi buah bibir orang karena kejahatannya. Anggapan yang rendah dari khalayak ramai tentang mereka dinyatakan oleh pertanyaan Natanael, Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1: 46). Yesus ditempatkan di mana watak-Nya akan diuji. Perlulah la senantiasa waspada untuk mempertahankan kesucian-Nya. la tidak luput dari segala pergumulan yang wajib kita hadapi, supaya la dapat menjadi contoh bagi kita dalam masa anak-anak, masa muda, dan masa dewasa.

Setan tidak mengenal lelah dalam usahanya untuk mengalahkan Anak Nazaret itu. Sejak kecil-Nya Yesus selalu dikawal oleh malaikat-malaikat surga, namun hidup-Nya adalah satu pergumulan yang sama sekali melawan kuasa kegelapan. Bahwa di bumi ini ada satu hidup yang bebas dari kenajisan kejahatan, adalah suatu hal yang mengganggu dan membingungkan pikiran putra kegelapan. Segala ikhtiar diadakannya untuk menjebak Yesus. Tiada seorang pun anak manusia yang akan pernah disuruh hidup suci di tengah perjuangan yang demikian dahsyatnya dengan pencobaan, seperti Juruselamat kita.

Orangtua Yesus miskin, dan mereka bergantung kepada pekerjaan berat sehari-hari, la sudah biasa dengan, kemiskinan, penyangkalan diri, dan kekurangan. Pengalaman ini adalah suatu pelindung bagi-Nya. Dalam hidup-Nya yang rajin itu tidak ada waktu yang terbuang untuk mengundang pencobaan—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 61, 62.

Renungkan Lebih Dalam: Bagaimana saya dapat menghindari pengaruh buruk budaya dan lingkungan tempat saya tinggal dalam pembentukan karakter saya?

Komentar