ANAK DOMBA PASKAH YANG SEBENARNYA
"Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita."—Lukas 22:15
Di ruangan atas di suatu tempat kediaman di Yerusalem, Kristus sedang duduk di sekeliling meja dengan murid-murid-Nya. Mereka telah berhimpun untuk merayakan Paskah. Juruselamat ingin mengadakan pesta ini tersendiri dengan kedua belas murid-Nya. la mengetahui bahwa saat-Nya sudah tiba, la Sendirilah Anak domba Paskah yang sebenarnya, dan pada hari Paskah itu dimakan, la akan dikorbankan, la hampir akan minum cawan murka, tidak lama lagi la harus menerima baptisan penderitaan yang terakhir. Tetapi beberapa jam yang tenang masih tinggal bagi-Nya, dan ini harus digunakan untuk kepentingan murid-murid-Nya yang sangat dikasihi.
Segenap kehidupan Kristus adalah suatu kehidupan pelayanan yang tidak mementingkan diri. "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" (Mat. 20: 28), sudah merupakan pelajaran dari setiap perbuatan-Nya. Tetapi murid-murid belum memahami pelajaran itu, Pada waktu makan Paskah yang terakhir ini, Yesus mengulangi ajaran-Nya dengan suatu gambaran yang berkesan selama-lamanya dalam pikiran dan hati mereka.
Wawancara antara Yesus dan murid-murid-Nya biasanya berlangsung dalam suasana kegembiraan yang tenang, dan sangat dihargai oleh mereka semuanya. Makan Paskah sudah senantiasa merupakan peristiwa yang mendapat perhatian khusus; tetapi pada kesempatan ini Yesus merasa susah. Hati-Nya dibebani, dan sebuah bayang-bayang terbayang pada wajah-Nya. Ketika la berjumpa dengan murid-murid-Nya di ruangan atas, mereka melihat bahwa sesuatu sangat menekan pikiran-Nya, dan meskipun mereka tidak mengetahui sebabnya, mereka menaruh simpati terhadap kesusahan-Nya.
Ketika mereka sudah berhimpun di sekeliling meja, la mengatakan dalam nada kesedihan yang mengharukan, "'Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapan-nya dalam Kerajaan Allah.' Kemudian la mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: 'Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.'"
Kristus mengetahui bahwa saatnya telah tiba bagi-Nya untuk meninggalkan dunia ini, pergi kepada Bapa-Nya. Karena telah mengasihi umat-Nya sendiri yang ada di dunia, la mengasihi mereka sampai kesudahan—Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 281,282.
Renungkan Lebih Dalam: Seperti apakah rasanya hidup dalam pengetahuan bahwa seluruh hidupmu mengarah pada satu peristiwa penderitaan, sengsara, dan kematian?
Komentar
Posting Komentar