SANG PANGERAN PARA PENGKHOTBAH

24 SEPTEMBER

SANG PANGERAN PARA PENGKHOTBAH

"Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"—Yohanes 7: 46.

Setelah penetapan para murid-Nya, Kristus memberikan khotbah di atas bukit. Pelajaran ini diberikan kepada seluruh umat manusia untuk menjadi hukum atas setiap kewajiban dan terang surga, harapan dan penghiburan mereka dalam kesedihan. Itu adalah ucapan berkat surga bagi dunia—suara dari takhta Allah. Di sini Sang Pangeran para pengkhotbah, Guru Yang Agung, mengucapkan kata-kata yang diberikan Bapa kepada-Nya untuk diucapkan. Dia adalah Hikmat Abadi, yang Bersama-sama dengan Bapa sebelum dunia diciptakan. Dia mengenal Bapa; karena Dia satu dengan-Nya.

Ucapan berbahagia adalah salam dari Kristus, tidak hanya bagi mereka yang percaya, tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Dia tampak seperti lupa sejenak bahwa Dia ada di dunia, bukan di surga; dan Dia menggunakan salam akrab dari dunia yang mulia. Berkat-berkat mengalir dari bibir-Nya seperti arus kehidupan yang limpah yang mengalir dengan derasnya.

Kristus tidak mengesankan keraguan sedikit pun atas ciri-ciri tabiat yang akan selalu Dia akui dan berkati. Dia berpaling dari yang penuh ambisi yang digemari dunia, kepada mereka yang ditolak oleh dunia, mengucapkan berkat bagi semua yang menerima terang dan hidup-Nya. Kepada yang miskin dalam roh, yang lemah lembut, yang rendah hati, dan yang berduka, yang dihina, yang dianiaya, Dia merentangkan lengan perlindungan-Nya, berkata, "Marilah kepada-Ku ... Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11: 28).

Kristus dapat memandang kesengsaraan dunia tanpa terbersit rasa pilu karena telah menciptakan manusia. Di dalam hati manusia Dia melihat sesuatu yang melampaui dosa-dosa, melampaui kesengsaraan. Dalam kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas, Dia melihat kemungkinan-kemungkinan kemanusiaan yang tinggi yang dapat mereka capai. Dia tahu bahwa meskipun manusia telah menyalahgunakan belas kasihan yang dilimpahkan kepada mereka, dan menghancurkan martabat pemberian Allah kepada mereka, namun Sang Pencipta akan dimuliakan melalui penebusan mereka.

Pelajaran ini adalah contoh bagaimana kita harus mengajar. Betapa Kristus telah lewati penderitaan untuk memungkinkan misteri tidak tinggal tetap menjadi misteri, melainkan menjadi kebenaran sederhana yang gamblang. Di dalam setiap petunjuk-Nya tidak ada yang samar-samar, tidak ada yang sulit untuk dipahami.

"Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka" (Matius 5: 2). Kata-katanya diucapkan bukan dengan nada berbisik, bukan juga dengan ucapan yang kasar dan tidak menyenangkan. Suaranya adalah suara dari takhta Allah. Dia berbicara dengan ucapan yang jelas dan tegas, dengan kekuatan yang khidmat dan meyakinkan—Letter 96, 1902.

Renungkan Lebih Dalam: Apakah yang dapat saya pelajari dari cara Yesus membagikan kebenaran?

Komentar