PENEBUS YANG TERSALIB

PENEBUS YANG TERSALIB

"Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"—Kisah Para Rasul 26: 28.

Seluruh rombongan mendengarkan dengan terpesona tentang pengalaman-pengalaman Paulus yang ajaib. Rasul itu bersatu dalam memikir-mikirkan dalam tema kesayangannya. Tidak ada seorang yang mendengarkannya dapat menyangsikan ketulusannya Tetapi dalam kehanyutan penuh bujukan yang meyakinkan ia disela oleh Festus yang berseru, "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila. "

Rasul itu menyahut, "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat. Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus-terang kepadanya. Aku yakin bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil." Kemudian, berbalik kepada Agripa, ia menyapa dia dengan terus terang, "Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka."

, Sangat terharu, Agripa untuk sesaat kehilangan pandangan akan alam sekitarnya dan kemuliaan kedudukannya. Sadar akan kebenaran yang telah didengarnya, melihat hanya orang tahanan yang hina berdiri di hadapannya sebagai hamba Allah, ia menjawab dengan tidak sengaja, "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen.

Dengan tekun rasul itu menjawab, "Aku mau berdoa kepada Allah supaya segera atau lama kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku," menambahkan, sementara ia mengangkat tangannya yang terbelenggu, "kecuali belenggu-belenggu ini."

Festus, Agripa, dan Bernike boleh dengan keadilan memakai belenggu yang mengikat rasul itu. Semuanya merasa bersalah oleh kejahatan yang menyedihkan; Orang-orang yang bersalah ini telah mendengar pada hari itu tawaran keselamatan oleh nama Kristus. Satu, sekurang-kurangnya, hampir terbujuk untuk menerima rahmat dan pengampunan yang dipersembahkan. Tetapi Agripa tak mengindahkan kemurahan yang diulurkan, menolak untuk menerima palang dari Penebus yang tersalib.

Keinginan tahu raja sudah dipuaskan, dan bangkit dari tempat duduknya, ia menandakan bahwa wawancara itu sudah berakhir. Sementara orang banyak itu bubar, mereka bercakap-cakap di antara mereka sendiri, mengatakan, "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara"—Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 367, 368.

Renungkan Lebih Dalam: Berapa banyak panggilan Tuhan yang "hampir" saya sambut?

Komentar