PENCIPTA HUKUM-HUKUM JASMANI
"Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!"—Yeremia 32:17.
Kesehatan adalah berkat yang dihargai oleh beberapa orang saja; namun sebagian besar dari keberhasilan mental dan jasmani bergantung di atasnya. Dorongan hati kita serta hawa nafsu ada tempatnya dalam tubuh kita, dan itu harus dipelihara dalam keadaan yang terbaik secara jasmani di bawah pengaruh yang paling rohani, agar talenta-talenta kita digunakan sebaik-baiknya.
Apa pun yang mengurangi kekuatan jasmani melemahkan pikiran dan menjadikannya kurang mampu untuk memilih dengan teliti di antara perkara yang baik dan buruk. Kita menjadi kurang mampu untuk memilih perkara yang baik dan memiliki kurang tenaga kemauan untuk berbuat apa yang kita tahu adalah benar.
Penyalahgunaan tenaga fisik kita memendekkan masa di mana hidup kita dapat digunakan untuk memuliakan Allah. Dan itu menjadikan kita tidak layak untuk melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan Allah kepada kita. Oleh membiarkan diri kita membentuk kebiasaan-kebiasaan yang salah, oleh tidur larut malam, oleh memuaskan selera dengan mengambil risiko kesehatan, kita meletakkan dasar kelemahan. Dengan melalaikan gerak badan, oleh terlalu banyak mempekerjakan pikiran dan tubuh, kita membuat susunan saraf menjadi tidak berimbang. Jadi orang yang memendekkan hidupnya dan tidak melayakkan dirinya untuk bekerja karena tidak mengindahkan hukum-hukum alam, bersalah karena merampok Allah. Dan mereka juga merampok sesama manusia. Kesempatan untuk membahagiakan orang lain, justru pekerjaan yang Allah kirimkan ke dalam dunia, oleh arah yang ditempuhnya sendiri telah dipendekkan. Dan mereka telah membuat dirinya tidak layak melakukan bahkan yang sebenarnya dapat mereka lakukan dalam waktu yang lebih singkat. Tuhan menganggap kita bersalah bila oleh kebiasaan-kebiasaan kita yang merusak, kita menghalangi dunia ini mendapat hal-hal yang baik.
Pelanggaran terhadap undang-undang jasmani adalah pelanggaran terhadap hukum moral; karena Allah adalah sesungguhnya Pencipta hukum-hukum jasmani sebagaimana la adalah Pencipta hukum moral. Hukum-Nya ditulis dengan jari-jari-Nya sendiri di atas setiap urat, setiap otak, setiap pikiran, yang telah dipercayakan kepada manusia dan setiap penyalahgunaan dari sesuatu bagian-bagian tubuh kita adalah suatu pelanggaran terhadap hukum itu—Seri Membina Keluarga, jld. 5, hlm. 266,. 267.
Renungkan Lebih Dalam: Apakah saya telah merampok daya guna Tuhan dengan gagal merawat tubuh saya? Kebiasaan sehat apakah yang harus saya mulai hari ini?
Komentar
Posting Komentar