MATA AIR KEMURAHAN YANG MENYEMBUHKAN BAGI DUNIA
"Sebab Anak Manusia tidak datang untuk membinasakan manusia melainkan untuk menyelamatkannya"— Lukas 9: 56 KJV.
Yesus bekerja dengan gembira dan bijaksana. Perlulah banyak kesabaran dan kerohanian untuk dapat membawa agama Alkitab ke dalam kehidupan di rumah tangga dan ke dalam tempat pekerjaan, menanggulangi tekanan perusahaan duniawi, namun tetap memelihara tujuan semata-mata hendak memuliakan Allah. Di sinilah Yesus merupakan seorang penolong, la tidak pernah begitu sibuk dengan urusan duniawi sehingga tidak ada lagi waktu atau pikiran untuk hal-hal surga. Kerapkali la menyatakan kesukaan hati-Nya oleh menyanyikan Mazmur dan nyanyian surga. Acapkali penduduk Nazaret mendengar Suara-Nya menyanyikan pujian dan ucapan syukur kepada Allah, la mengadakan hubungan dengan surga dalam nyanyian; dan apabila kawan-kawan-Nya mengeluh karena lelah dari pekerjaan, mereka itu diriangkan oleh nyanyian yang merdu dari bibir-Nya. Nyanyian pujian-Nya itu tampaknya mengusir malaikat-malaikat yang jahat, dan, seperti halnya dengan dupa, memenuhi tempat itu dengan keharuman. Pikiran para pendengar-Nya dibawa dari tempat buangan di dunia ini, ke rumah yang di surga.
Yesus adalah Mata air kemurahan yang menyembuhkan bagi dunia ini; maka sepanjang tahun-tahun kesunyian yang di Nazaret itu, hidup-Nya mengalir dalam arus belaskasihan dan kelemahlembutan. Orang yang sudah tua, orang yang berduka, dan orang yang ditindas oleh dosa, anak-anak yang bermain-main dengan kesukaan hatinya yang murni, makhluk-makhluk kecil di hutan belukar, binatang penarik muatan yang sabar, semuanya merasa lebih senang karena hadirat-Nya. la yang firman kekuasaan-Nya menyokong segala dunia, mau membungkuk untuk menolong seekor burung yang terkena luka. Tiada sesuatu yang terlalu kecil bagi perhatian-Nya, tiada sesuatu terhadap mana la merasa jijik untuk memberi pelayanan.
Demikianlah sedang la bertumbuh dalam akal budi dan perawakan, Yesus pun bertambah dalam kemurahan Allah dan manusia, la menarik simpati segala hati oleh menunjukkan diri-Nya sendiri sanggup menaruh simpati dengan semua orang. Suasana harapan dan semangat yang mengelilingi Dia menjadikan Dia suatu berkat dalam setiap rumah tangga. Maka sering dalam rumah sembahyang pada hari Sabat la dipanggil untuk membaca pelajaran dari surat nabi-nabi, dan hati para pendengar merasa gembira ketika suatu terang yang baru bersinar dari perkataan biasa dari ayat yang suci itu.
Namun Yesus menghindari pertunjukan. Selama tinggal di Nazaret, la tidak pernah menunjukkan kuasa ajaib-Nya. la tidak pernah mencari kedudukan yang tinggi dan tidak memakai sesuatu gelar—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 64, 65.
Renungkan Lebih Dalam: Bagaimana saya akan menghidupkan terus-menerus warisan rahmat penyembuh Yesus bagi dunia? Bagaimana saya bisa membuka hati saya hari ini sehingga arus kasih-Nya mengalir melalui saya?
Komentar
Posting Komentar