08 JULI
GURU DAN SAHABAT MEREKA YANG KEKASIH
"Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku"—Yohanes 13: 36.
Sambil memandang murid-murid dengan kasih Ilahi yang disertai simpati yang paling lemah lembut. Kristus berkata, "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia."
Yudas telah meninggalkan ruangan atas, dan Kristus menyendiri bersama-sama kesebelas murid-Nya. la hampir mengatakan kepada mereka mengenai perpisahan-Nya yang sudah dekat dari mereka, tetapi sebelum berbuat demikian la menunjukkan kepada maksud tugas-Nya yang besar itu. Inilah yang senantiasa diingat-Nya. la merasa gembira karena segala penderitaan dan penghinaan yang diderita-Nya akan memuliakan Bapa-Nya. Terhadap hal inilah la mula-mula mengalihkan pikiran murid-murid-Nya.
Lalu bertutur kepada mereka dengan sebutan yang ramah, "Hai anak-anak-Ku" kata-Nya, "hanya seketika lagi Aku ada bersama dengan kamu. Maka kamu akan mencari Aku, dan seperti Aku sudah berkata kepada orang Yahudi: Bahwa ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula*Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu."
Murid-murid tidak dapat bergembira ketika mereka mendengar hal ini. Rasa takut menimpa mereka. Mereka datang lebih dekat mengelilingi Juruselamat. Rabi dan Tuhan mereka, Guru dan Sahabat mereka yang kekasih, la lebih tercinta bagi mereka daripada kehidupan. Kepada-Nya-lah mereka telah mencari pertolongan dalam segala kesukaran mereka, mencari penghiburan dalam kesusahan dan kekecewaan mereka.
Tetapi perkataan Juruselamat kepada mereka penuh harapan, la mengetahui bahwa mereka akan diserang oleh musuh, dan bahwa tipu daya Setan paling berhasil terhadap mereka yang tertekan oleh kesukaran. Sebab itu la mengalihkan perhatian mereka dari "yang kelihatan" kepada "yang tak kelihatan" (2 Kor. 4: 18). Dari pembuangan dunia la mengalihkan pikiran mereka kepada rumah di surga —Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 304, 305.
Renungkan Lebih Dalam: Jika Yesus sedang membangun bagi saya sebuah rumah yang besar dengan harapan menghabiskan kekekalan bersama saya, karakter seperti apakah yang saya bangun sebagai persiapan untuk kekekalan?
Komentar
Posting Komentar