20 Juli 2024
HIDUP DIHABISKAN UNTUK PEKERJAAN ALLAH
"Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami" (2 Korintus 8:5).
Seorang misionaris tertentu telah menantang anggota gerejanya untuk berkorban demi pekerjaan Allah. Tidak lama kemudian, ketika mengunjungi salah satu keluarga termiskin di gereja, dia tidak dapat memercayai penglihatannya. Ketika dia mendekati rumah itu, dia memperhatikan bahwa anak laki-laki tertua sedang menarik bajak, menggantikan satu-satunya lembu yang pernah dimiliki keluarga itu. Ketika misionaris bertanya, "Di mana lembu itu?" dia terkejut dengan jawaban: "Kami menjualnya agar kami dapat memberikan persembahan untuk tempat ibadah yang baru kepada Tuhan." Misionaris itu tidak dapat menahan air mata saat dia memahami besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh keluarga tersebut.
Dalam 2 Korintus 8, Paulus menyajikan contoh gereja Makedonia untuk mengajarkan prinsip-prinsip kesetiaan sejati. Orang Kristen Makedonia hidup dalam kemiskinan ekstrim dan menghadapi penganiayaan karena percaya kepada Tuhan Yesus. Banyak di bawah kondisi serupa akan beroperasi dalam mode pertahanan diri, tetapi bukan orang Makedonia.
Kesetiaan orang Makedonia mengajarkan kita prinsip-prinsip berikut:
1. Keterbatasan sementara tidak berarti keterbatasan rohani. Teladan Makedonia dengan fasih mengajarkan pelajaran berharga bagi mereka yang ada di gereja yang dipanggil untuk melayani Tuhan dalam situasi kemiskinan. Kita melihat kondisi kita dan bertanya pada diri sendiri: Apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan ketika kita begitu miskin? Semiskin apa pun kita, apakah kita masih bisa memberikan sesuatu kepada Tuhan?
Beberapa dari orang-orang kita mungkin mengalami pencobaan dan tantangan keuangan, tetapi contoh kuat dari orang Makedonia membungkam semua alasan kita sampai kita dipaksa untuk mengakui bahwa keegoisan dan mode mempertahankan diri kita yang mencegah kita dari memberi dengan murah hati untuk pekerjaan Tuhan.
2. Mereka memahami anugerah agung dari kasih karunia Allah. Secara alami, kita egois dan tidak mampu memberi dengan murah hati. Memberi dengan cuma-cuma untuk pekerjaan Allah, kita harus menemukan kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Pemahaman akan Pengorbanan-Nya di kayu salib bagi kita akan menyentuh hati sanubari yang tak terlihat dan mencairkan keegoisan yang bersemayam dalam diri kita.
PANGGILAN: Rahasia memberi yang sejati ditemukan dalam memberikan diri kita kepada Tuhan. Ketika Kristus memiliki hati kita, Dia juga memiliki dompet kita. Kita memiliki teladan yang baik untuk diikuti, jadi yang perlu kita lakukan adalah pergi ke hadirat Tuhan, dan Dia akan memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk melakukan apa yang harus dilakukan.
Komentar
Posting Komentar