05 JUNI
SEORANG PENAKLUK
"Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya"—Habakkuk 3: 3.
Suara Allah terdengar dari surga, menyatakan hari dan jam kedatangan Yesus, dan menyampaikan perjanjian yang kekal kepada umat-Nya. Bagaikan bunyi guntur yang paling keras, firman-Nya menggemuruh ke seluruh dunia. Umat Israel Allah berdiri mendengarkan dengan matanya memandang ke atas. Wajah mereka diterangi kemuliaan-Nya, dan bercahaya seperti wajah Musa pada waktu ia turun dari Gunung Sinai. Orang-orang fasik tidak dapat memandang mereka. Dan bilamana berkat-berkat diumumkan bagi mereka yang menghormati Allah oleh pemeliharaan Sabat-Nya yang kudus, akan terdengar sorak kemenangan yang luar biasa.
Tidak lama kemudian tampaklah di sebelah timur suatu awan hitam yang kecil kira-kira setengah kepalan tangan besarnya. Itulah awan yang mengelilingi Juruselamat, yang tampak dari jauh seperti diselubungi oleh kegelapan. Umat Allah mengenal ini sebagai tanda Anak Manusia. Dalam keheningan yang khidmat mereka memandanginya sementara semakin mendekat ke bumi, menjadi semakin terang dan mulia, hingga menjadi awan putih besar, yang dasarnya adalah kemuliaan bagaikan api yang menyala-nyala, dan di atasnya ada pelangi perjanjian. Yesus mengendarainya bagaikan Seorang Penakluk. "Orang yang penuh kesengsaraan itu" sekarang tidak untuk meminum cawan yang pahit penderitaan dan yang memalukan; la datang, yang menang di surga maupun di bumi, untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. "Yang Setia dan Yang Benar," "la menghakimi dan berperang dengan adil." "Dan semua pasukan yang di surga mengikuti Dia" (Wahyu 19: 11, 14).
Dengan nyanyian-nyanyian surga, malaikat-malaikat kudus suatu kelompok besar yang tak terhitung banyaknya menyertai Dia dalam perjalanan-Nya. Langit seolah-olah dipenuhi oleh bentuk-bentuk yang bercahaya—"ber-laksa-laksa dan beribu-ribu laksa banyaknya." Tak ada pena manusia yang dapat melukiskan pemandangan itu, tidak ada pikiran fana yang sanggup mengerti keindahan dan keagungan kemuliaan-Nya. "Keagungan-Nya menutupi segala langit, dan bumi pun penuh dengan pujian kepada-Nya. Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya" (Habakuk 3: 3, 4). Sementara awan yang hidup itu datang semakin dekat, setiap mata memandang Raja kehidupan itu. Tak ada lagi mahkota duri yang merusakkan kepala yang kudus itu, tetapi suatu perhiasan kemuliaan terletak di atas kening-nya yang suci. Wajah-Nya memancarkan sinar terang yang menyilaukan melebihi sinar matahari di tengah hari. "Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan" (Wahyu 19: 16)—Kemenangan Akhir, hlm. 541, 542.
Renungkan Lebih Dalam: Mungkin saya merayakan Yesus sebagai Juruselamat yang Menderita yang menyelamatkan saya dari dosa, tetapi dapatkah saya menyaksikan Yesus yang telah menjadi Penakluk Perkasa bagi saya?
Komentar
Posting Komentar