GEMBALA AGUNG

 31 MEI

GEMBALA AGUNG

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri"—1 Petrus 5: 2.

Penjagaan Allah untuk warisan-Nya tidak pernah berhenti, la tidak membiarkan kesusahan menimpa anak-anak-Nya, tetapi sebagai sesuatu yang berfaedah untuk masa sekarang mereka dan kebaikan yang kekal, la akan menyucikan sidang-Nya, sebagaimana Kristus menyucikan Bait Suci selama pelayanan-Nya di atas dunia. Segala perkara yang didatangkan-Nya ke atas umat-Nya dalam ujian dan kesusahan datang supaya mereka dapat memperoleh kesucian yang lebih mendalam dan kekuatan yang lebih besar untuk memajukan kemenangan salib.

Ada suatu saat pada pengalaman Petrus bila ia tidak rela melihat salib dalam pekerjaan Kristus. Bila Juruselamat memberitahukan kepada murid-murid-Nya penderitaan dan kematian-Nya yang akan datang, Petrus berseru, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau" (Matius 16: 22). Sayang akan diri sendiri, yang mundur dari persahabatannya dengan Kristus dalam penderitaan, menyebabkan Petrus mendapat teguran. Hal itu menjadi suatu pelajaran yang pahit kepada murid itu, dan sesuatu yang dipelajarinya tetapi lambat, bahwa jalan Kristus di dunia ini terletak melalui siksaan dan kerendahan. Tetapi dalam kehangatan api penyucian ia harus mempelajari pelajaran itu. Sekarang, bila kegiatannya pada satu saat sekarang harus terkulai karena beban tahun-tahun dan pekerjaan, ia dapat menulis: "Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu boleh bergembira dan bersukacita pada waktu la menyatakan kemuliaan-Nya."

Mengamanatkan tua-tua sidang mengenai tanggung jawab mereka sebagai pembantu gembala kawanan domba Kristus, rasul itu menulis: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka, bila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu."

Mereka yang menempati kedudukan sebagai pembantu gembala harus melakukan penjagaan yang setia kepada kawanan domba Tuhan. Hal ini bukanlah kewaspadaan yang angkuh, tetapi sesuatu yang cenderung untuk memberanikan dan menguatkan dan mengangkat derajat—Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 443, 444.

Renungkan Lebih Dalam: Bagaimanakah saya bisa mengakui para pemimpin dalam hidup saya yang membantu menggembalakan kawanan domba Tuhan?

Komentar