Lyubov ingin sekali bersaksi bagi Yesus di Armenia. Tetapi bagaimana caranya?
Seorang teman menyarankan agar dia bersaksi melalui telepon. Saat itu tahun 1995, sebuah era yang jauh sebelum adanya telepon genggam di negara pecahan Uni Soviet itu. Dia harus menelepon melalui telepon rumah.
Lyubov tidak pernah berbicara dengan orang asing melalui telepon. Ide itu membuatnya takut. Dia tak tahu harus mulai dari mana. Selama tujuh hari, dia berdoa agar Tuhan menyatakan kepadanya apakah itu kehendak-Nya baginya untuk bersaksi melalui telepon.
Saat dia berdoa, perlahan-lahan muncul keinginan di dalam hatinya untuk berbicara dengan orang asing. Pada hari ketujuh, dia berdoa,
“ Tuhan, beritahukanlah kepadaku nomor mana yang harus kuhubungi.” Kemudian dia menghubungi nomor secara acak.
“Halo,” katanya kepada orang asing itu. “Saya ingin belajar Alkitab dengan Anda.”
Namun, tanggapan yang diberikan dan yang terjadi setelahnya tidak begitu menggembirakan. Beberapa orang yang menjawab telepon itu marah. Yang lainnya mendengarkan dengan saksama tetapi menolak pelajaran Alkitab.
Kemudian Lyubov menelepon seorang perempuan tua bernama Olga. Dia setuju untuk mengikuti pelajaran Alkitab.
Olga menyukai panggilan telepon itu, dan kedua perempuan itu mulai berbicara secara rutin. Dalam sebuah percakapan, Olga menyebutkan bahwa ibu mertuanya sudah tua, sakit, dan bukan seorang Kristen.
“Pergilah ke rumah ibu mertuamu,” kata Lyubov. “Ceritakan kepadanya tentang Yesus. Ajaklah dia untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya.”
Ketika Lyubov menelepon kembali beberapa hari kemudian, Olga mengatakan bahwa ibu mertuanya telah meninggal. Tetapi dia masih memiliki harapan. “Pada hari ketika kami berbicara, saya menemuinya dan menceritakan tentang Yesus,” katanya. “Dia menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya dan meminta Dia untuk mengampuni dosa-dosanya. Malam itu, dia meninggal.”
Dua tahun kemudian, Olga memberikan hatinya kepada Yesus dan dibaptiskan bersama seorang saudara lainnya.
Lyubov sangat senang! Tiga orang-Olga, ibu mertuanya, dan seorang kerabat lainnya-telah dimenangkan bagi Kristus melalui telepon.
Lyubov terus menelepon. Seorang penelepon mulai menangis ketika Lyubov menyebut nama Tuhan. “Saya memiliki seorang anak perempuan yang sedang tidak enak badan,” kata wanita yang terisak itu. “Dia menderita epilepsi yang serius. Dia telah kehilangan semua harapan. Anda dapat berbicara dengannya jika Anda mau.”
Sebelum Lyubov sempat menjawab, sang ibu menyerahkan telepon kepada putrinya yang berusia 23 tahun, Alla.
Lyubov berbicara, tetapi Alla tidak menjawab. Telepon itu terdengar hening di seberang sana. Lyubov tidak terbiasa dengan panggilan telepon sepihak, dan dia berdoa memohon pertolongan.
Ketika dia menelepon di lain
waktu, dia memberi tahu Alla bahwa dia sedang membaca buku Early Writings (Tulisan-Tulisan Permulaan) karya Ellen White dan menikmati penjelasannya tentang dunia baru.
Lyubov menggambarkan taman yang indah yang sedang Allah persiapkan bagi anak-anak-Nya di dunia baru. Alla terdiam.
Kemudian Lyubov teringat akan sebuah kartun populer di era Soviet yang juga menampilkan sebuah taman yang indah.
“Apakah kamu tahu kartun itu?” tanyanya. Tawa riang pecah di ujung sana. Lyubov terkejut. Itu adalah suara pertama yang dibuat Alla.
“Kamu tahu bagaimana caranya tertawa!” serunya. “Bayangkan bahwa Allah telah menyiapkan sebuah taman untuk kita yang bahkan lebih indah dari yang ada di kartun.”
Lyubov terus berbicara tentang dunia baru. Kemudian dia mendengar bunyi ketukan di telepon dan suara seorang perempuan.
“Permisi,” kata wanita itu. “Saya sudah lama mendengarkan Anda. Apa yang Anda katakan sangat menarik.”
Alla tertawa lepas. Kata-kata penuh sukacita keluar dari mulutnya. Dia sangat senang karena ada orang yang secara tak terduga mendengar pembicaraan mereka melalui saluran telepon.
Kemudian ibunya Alla terlibat pembicaraan di telepon. Dia senang mendengar Alla berbicara, dan dia bertanya-tanya apa yang membuatnya tertawa.
Maka, tiga orang-Alla, ibunya, dan tetangga mereka-mulai berpartisipasi dalam pendalaman Alkitab Lyubov.
Beberapa pekan kemudian, seorang pria bergabung dalam kelompok tersebut.
“Permisi,” katanya, menyela pendalaman Alkitab pada suatu hari. “Saya telah mendengarkan percakapan Anda. Itu sangat menarik.”
Dia memperkenalkan dirinya sebagai seorang pemimpin dari denominasi Kristen lain. Kemudian Lyubov mengajak empat orang untuk mengikuti pendalaman Alkitab.
Setelah beberapa waktu, Alla memberikan hatinya kepada Yesus dan dibaptis. Penyakit epilepsinya berhenti, dan dia menjadi seorang pengikut Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang setia sampai sekarang.
Lyubov memuji Tuhan atas kesempatan untuk bersaksi melalui telepon. “Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Allah atas karunia yang Dia berikan kepada saya untuk melayani orang-orang, terutama orang asing, melalui telepon,” katanya.
Bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka sebuah pusat pengaruh yang akan membantu keluarga-keluarga untuk mengenal Tuhan di Yerevan, Armenia, tempat Lyubov tinggal.
Tip Cerita
> Tunjukkan lokasi Armenia pada peta. Kemudian tunjukkan Yerevan, ibu kota negara dan lokasi yang akan menjadi pusat pengaruh bagi keluarga-keluarga, sebagai salah satu proyek Persembahan Sabat Ketiga Belas pada triwulan ini.
> Ucapkan Lyubov sebagai: LOO-bof.
> Tonton video singkat dari Lyubov di YouTube: bit.ly/Lyubov-ESD.
> Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi Euro-Asia: bit.ly/ esd-2024.
> Ketahuilah bahwa kisah misi ini mengilustrasikan tujuan-tujuan berikut dari rencana strategis GMAHK “I Will Go”Tujuan Misi No. 1, “Untuk menghidupkan kembali konsep misi di seluruh dunia dan pengorbanan untuk misi sebagai cara hidup yang tidak hanya melibatkan para pendeta tetapi juga setiap anggota gereja, baik tua maupun muda, dalam sukacita bersaksi bagi Kristus dan memuridkan”; Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5, “Memuridkan individu-individu dan keluarga-keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus”; dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 6, “Untuk meningkatkan pemuridan, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda.” Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.
Pos Misi
> Legenda mengatakan agama Kristen dibawa ke Armenia oleh Rasul Tadeus dan Bartolomeus. Pada tahun 302 M, Armenia menjadi negara pertama yang mengadopsi Kristen sebagai agama negara. Hari ini, 97 persen negara itu adalah Kristen, dan 93 persen dari mereka milik Gereja Apostolik Armenia.
Komentar
Posting Komentar