Viktor lahir dengan kondisi kelumpuhan otak di Belarus. Otaknya tidak berkembang secara normal selama dalam kandungan, dan kelainan bawaan ini memerlukan perawatan jangka panjang, termasuk terapi fisik, obat-obatan, dan juga kemungkinan untuk dioperasi. Perawatan itu mungkin membantu, tetapi dokter mengatakan kondisinya tidak dapat disembuhkan.
Dia juga menderita penyakit epilepsi.
Anak laki-laki kecil itu menerima diagnosis "Cacat, Kelompok Pertama." Ini adalah bentuk kecacatan paling parah yang diakui oleh negara.
Viktor menghadapi masa depan yang tampaknya semakin suram
ketika ibunya meninggalkannya. Dia kemudian dikirim untuk tinggal di panti asuhan.
Di tempat lain di Belarus, seorang ibu penganut Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh terbangun pada suatu malam karena mendengar tangisan bayi di rumah sakit. Dia mendengar tangisan itu, hening, dan kemudian tangisan itu terdengar lagi. Tangisan itu menyentuh hati nuraninya. Dia bangun untuk mencari bayi yang menangis itu. Seorang perawat menunjukkan Daniil kecil di bangsal anak-anak dan mengatakan bahwa dia telah ditinggalkan oleh ibunya.
Sang ibu merasa iba pada bayi itu dan menelepon suaminya di pagi hari.
"Ada bayi di sini," katanya. "Datang dan lihatlah dia."
Suaminya datang untuk melihatnya. Pasangan itu pergi menemui anak laki-laki itu untuk kedua kalinya. Kemudian mereka berpikir untuk mengadopsinya.
Pasutri itu telah memiliki lima anak perempuan dan Daniil yang berusia satu tahun adalah putra pertama mereka.
Tak lama kemudian, mereka mulai membicarakan tentang rencana untuk mengadopsi anak kedua. Mereka mengetahui bahwa Daniil memiliki saudara laki-laki berusia 5 tahun yang menderita kelumpuhan otak. Mereka pun membawa pulang Viktor dari panti asuhan dan mengadopsinya.
Viktor mendengar tentang Tuhan untuk pertama kalinya dari keluarga barunya. Dia belajar membaca Alkitab dan berdoa. Dia pergi ke gereja bersama keluarganya setiap hari Sabat.
Seiring bertambahnya usia, Viktor menyadari bahwa dia adalah mukjizat dari Tuhan. Adalah sebuah keajaiban bahwa dia memiliki keluarga dan bahkan masih bisa bertahan hidup. Dia pun berusaha untuk melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Seiring berjalannya waktu, Viktor tumbuh semakin tinggi dan kuat. Tetapi dia masih memiliki diagnosis medis "Cacat Tubuh, Kelompok Satu."
Ketika dia menyelesaikan kelas delapan, dia tidak memiliki banyak pilihan untuk melanjutkan pendidikannya. Dokter memberinya dua pilihan: Dia bisa belajar memperbaiki sepatu atau menjual buah dan sayuran. Diagnosis medisnya mencegahnya untuk melakukan pekerjaan berat dan banyak kegiatan lainnya.
Viktor tidak ingin memperbaiki sepatu atau menjual produk segar.
Dia berdoa agar Tuhan campur tangan.
Beberapa waktu kemudian, Tuhan menjawab dengan cara yang tak terduga. Dokter tiba-tiba menyatakan bahwa dia tidak lagi memiliki diagnosis "Cacat, Kelompok Satu." Bahkan, dokter mengatakan bahwa dia tidak lagi cacat. Dia tinggi, kuat, dan tidak lagi mengalami serangan epilepsi. Itu adalah sebuah keajaiban!
Sang ayah menyarankan agar Viktor mempertimbangkan karier di bidang musik. Dia suka bernyanyi, dan dia sering menyanyikan lagu-lagu spesial di gereja.
Betapa gembiranya Viktor, ketika dia diterima di sebuah sekolah musik. Tak lama kemudian, dia tidak hanya bernyanyi, tetapi juga belajar cara mengarang lagu, menulis lirik, dan bermain piano. Tak lama kemudian, dia menyelenggarakan konser musiknya sendiri.
Sekarang, Viktor masih belum yakin apa yang akan dilakukannya setelah lulus dari sekolah musik. Namun, dia ingin melanjutkan pendidikannya di sekolah musik di Universitas Advent Zaoksky di Rusia. Bagaimanapun, dia sama sekali tidak khawatir. Dia yakin bahwa Tuhan punya rencana. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29: 11).
"Apa yang Tuhan rencanakan bagi saya adalah sebuah rahasia, tetapi saya tahu bahwa Dia akan mengerjakan segala sesuatu yang terbaik," katanya.
Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka sebuah pusat pengaruh bagi kaum muda di Minsk, Belarusia.
Oleh Andrew McChesney
Tip Cerita
> Tunjukkan lokasiBelarusia pada peta. Kemudian tunjukkan lokasi Minsk, ibu kota, di mana bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membuka pusat pengaruh bagi kaum muda.
> Ucapkan Zaoksky sebagai: za-OK-ski.
> Dengarkan Viktor menyanyikan lagu "Kindness" (o6poma) di YouTube: bit.ly/Viktorl-ESD.
> DengarkanViktormenyanyikan lagu "How Many Ways" (Ckonbko dopor), sebuah lagu yang juga ia tulis musik dan liriknya, di YouTube: bit.ly/Viktor2-ESD.
> Unduh foto di Facebook: bitly/fb-mq.
>Unduh Postingan Misi dan
Fakta Singkat dari Divisi
Euro-Asia: bit.ly/esd-2024.
> Ketahuilah bahwa kisah misi ini mengilustrasikan tujuan berikut dari rencana strategis GMAHK “I Will Go”: Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5, "Memuridkan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus"; Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 6, "Meningkatkan aksesi, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak-anak, remaja, dan dewasa muda"; dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 7, "Membantu remaja dan dewasa muda untuk mengutamakan Tuhan dan memberikan teladan tentang pandangan dunia yang alkitabiah." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.
Pos Misi
> Pada tahun 1901, Field Misionaris Rusia Utara diorganisasi. Termasuk wilayah Belarus, di mana umat Advent yang pertama bertobat, dibantu oleh traktat dan literatur Advent lainnya.
> Pada tahun 1930-an, pendeta Advent dan anggota gereja di Belarus dihukum dan dideportasi ke Far North atau ke Si-beria. Banyak anggota pindah ke desa-desa terpencil untuk menghindari penganiayaan, sementara yang lain meninggalkan gereja.
Komentar
Posting Komentar