22 APRIL
KEPALA KITA YANG MULIA
"Dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka, dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka"—Yohanes 17: 26.
Dengan kedatangan-Nya ke dalam dunia ini Kristus menyatakan suatu misi. Dia mengatakannya dalam doa-Nya yang terakhir di depan umum, "Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." Ketika Musa meminta Tuhan untuk menunjukkan' kemuliaan-Nya, Tuhan mengatakan, "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu." "Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: 'TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman,' .... Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah." Kalau kita dapat memahami tabiat Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Musa, maka kita juga akan segera menundukkan kepala dalam kekaguman dan pujian. Yang Yesus pikirkan tidak lain hanyalah "supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku" haruslah ada di dalam setiap hati umat-umat Allah, agar mereka boleh membagikan pengetahuan mengenai Allah kepada orang lain.
Betapa hal ini adalah suatu jaminan yang pasti, bahwa kasih Allah akan memenuhi hati semua orang yang percaya kepada-Nya. Keselamatan yang pasti akan dipersiapkan; karena Dia sanggup menyelamatkan semua orang yang datang kepada Aliah melalui Dia dengan seutuhnya .... Orang-orang yang mengambil bagian dalam penderitaan-Nya di dunia ini, dalam kerendahan-Nya, menanggung beban demi nama-Nya, akan memiliki kasih Allah yang dilimpahkan ke atas mereka sebagaimana yang telah dilimpahkan-Nya kepada sang Anak. Dia yang mengenalnya, telah berkata, "Bapa sendiri mengasihi engkau." .... Kasih ini menjadi milik kita melalui iman kepada Anak Allah, itu sebabnya hubungan dengan Kristus berarti segalanya bagi kita. Kita harus menjadi satu dengan Dia sebagaimana Dia menjadi satu dengan Bapa, dan kemudian kita akan dikasihi oleh Allah yang tidak terbatas itu sebagai anggota tubuh Kristus, sebagai cabang dari Pokok yang hidup itu. Kita harus direkatkan kepada Pokok, dan menerima makanan dari Pokok itu. Kristus adalah Kepala Kita yang Mulia, dan kasih yang agung mengalir dari hati Allah, berdiam di dalam Kristus, dan dihubungkan kepada semua orang yang telah dipersatukan di dalam Dia. Kasih agung ini menembusi jiwa-jiwa dan mengilhaminya dengan rasa syukur, melepaskannya dari kelemahan rohani, kesombongan, kesia-siaan, mementingkan diri sendiri, dan dari segala sesuatu yang merusakkan tabiat orang-orang Kristen—Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 185-186.
Renungkan Lebih Dalam: Bagaimana saya dapat mengalami kasih Ilahi jika saya terputus dari Kristus?
Komentar
Posting Komentar