Hati untuk Satu Misi
Ketika Artyom masih kecil, sekitar usia 5 tahun, dia pergi ke Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bersama ayah dan neneknya untuk beberapa kali di Uzbekistan.
Tetapi kemudian ayah dan ibunya bercerai. Artyom tinggal bersama ibu, dan ibu melarangnya pergi ke gereja. Seperti banyak orang di Uzbekistan dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya, dia memandang umat Advent sebagai anggota sekte yang memisahkan diri dari gereja Kristen.
Artyom tidak pernah menginjakkan kakinya di gereja Advent lagi hingga dia berusia 17 tahun. Kemudian dia pergi karena ayahnya mengatakan kepadanya bahwa dia sudah dewasa dan perlu dibaptis. Artyom mengikuti pelajaran Alkitab dan, dua tahun kemudian, dia menyerahkan hatinya kepada Yesus
melalui baptisan. Dia mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya, dan dia membantu gereja lokal dengan menjadi operator perlengkapan audio.
Sementara itu, ibunya telah menikah lagi, dan Artyom tinggal bersamanya dan ayah tirinya.
Pada suatu hari Kamis, ayah tirinya melarangnya pergi ke gereja untuk latihan musik membantu menyiapkan perlengkapan suara. Sang ibu sedang berada di luar rumah saat itu.
"Kamu tidak boleh pergi hari ini," kata ayah tirinya.
Tetapi Artyom ingin pergi. Dia ingin membantu menyiapkan perlengkapan audio.
"Saya akan pergi," jawabnya.
"Tidak, kamu tidak boleh pergi," kata ayah tirinya.
"Saya akan pergi," kata Artyom.
"Kamu punya pilihan," kata ayah tirinya. "Semuanya akan baik-baik saja jika kamu berhenti pergi ke gereja. Atau kamu bisa pergi ke gereja dan membawa barang-barangmu dan meninggalkan rumah ini selamanya."
Artyom mengambil barang-barangnya dan pergi. Dia menangis ketika dia pergi ke rumah ayah dan neneknya. Mereka menyambutnya masuk.
Tinggal bersama ayah dan neneknya, Artyom semakin dekat dengan Tuhan ketika dia berdoa dan membaca Alkitab selama berjam-jam. Dia sangat tersentuh ketika membaca janji yang diberikan Yesus dalam Markus 10: 29-30. Ayat tersebut berbunyi, "Jawab Yesus: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.'"
Artyom telah meninggalkan segalanya, dan sepertinya Yesus berkata kepadanya, "Kuatkanlah hatimu! Engkau akan memiliki rumah dan hidup yang kekal."
Kedamaian yang Artyom nikmati di rumah barunya hancur ketika ayah berhenti pergi ke gereja dan mulai minum-minum. Pada suatu hari Sabat, ayah memberitahukan kepada Artyom bahwa dia membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ayah sedang membuat perabotan di rumah.
Artyom menolak. "Kita lakukan di hari lain saja," katanya.
Dengan marah, ayah memerintahkan anak remaja itu keluar dari rumah. "Pergi dari sini!" katanya.
Artyom tidak punya tempat untuk pergi. Akhirnya, dia mendapat izin untuk tinggal di gereja Advent.
Berbulan-bulan berlalu, ibu dan ayah tirinya mengundangnya untuk kembali ke rumah. Mereka mengatakan bahwa dia bisa pergi ke gereja kapan pun dia mau. Artyom pulang ke rumah, tetapi ketegangan tetap ada. Ayahnya meninggal beberapa bulan kemudian, dan dia kembali tinggal bersama neneknya. Selama itu, dia terus berdoa dan membaca Alkitab. Kemudian seorang teman Advent memiliki sebuah ide.
"Mari kita berdoa agar Tuhan memberimu seseorang untuk memberikan pelajaran Alkitab," katanya.
Mereka berdua mulai berdoa. Satu bulan berlalu. Dua bulan dan tiga bulan berlalu. Artyom melihat semakin banyak jemaat yang datang ke gereja, dan dia mengajak beberapa orang untuk belajar Alkitab bersamanya. Segera dia membentuk sebuah kelompok kecil yang bertemu secara rutin.
Ketika mereka belajar, sebuah keinginan tumbuh dalam hati Art-yom untuk menjadi seorang misionaris. Dia mendengar tentang para perintis Misi Global, orang-orang yang membagikan Injil dalam budaya mereka sendiri. Dia berdoa untuk menjadi seorang perintis Misi Global.
Kemudian dia pergi ke pendeta gereja untuk bertanya bagaimana cara menjadi seorang perintis Misi Global. Namun sebelum dia sempat membuka mulutnya, pendeta itu berbicara. "Saya punya kabar baik untuk Anda," kata pendeta itu. Kami ingin mengundang Anda untuk menjadi perintis Misi Global."
Artyom terkejut! Pendeta itu telah menjawab pertanyaannya bahkan sebelum dia bertanya.
Saat ini, Artyom berusia 22 tahun, dan kerinduan terbesarnya adalah untuk membantu banyak orang mempersiapkan diri bagi kedatangan Yesus yang tidak lama lagi.
"Saya melihat buah-buah pertama dari kerja keras saya," katanya. "Saya telah menguduskan hidup saya kepada Allah, dan tujuan hidup saya adalah untuk membawa orang-orang kepada Kristus."
Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka sekolah dasar Masehi Advent Hari Ketujuh yang pertama di Uzbekistan. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati pada tanggal 29 Juni.
Oleh Andrew McChesney
Tip Cerita
- Tunjukkan lokasi Uzbekistan pada peta. Kemudian tunjukkan Tashkent, ibu kota Uzbekistan, dan lokasi yang direncanakan untuk sekolah dasar Advent Hari Ketujuh, sebagai salah satu proyek Persembahan Sabat Ketiga Belas pada triwulan ini.
- Tonton video YouTube singkat tentang Artyom: bit.ly/Artyom-ESD.
- Unduh foto-foto untuk cerita ini di Facebook: bit.ly/fb-mq.
- Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi Euro-Asia: bit.ly/esd-2024.
- Pelajari lebih lanjut tentang para perintis Misi Global: bit.ly/GMpioneers.
- Minggu depan, bacalah kisah tentang Artur, seorang remaja yang belajar tentang Tuhan melalui Artyom.
- Ketahuilah bahwa kisah misi ini mengilustrasikan tujuan-tujuan berikut dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh "I Will Go' ':Tujuan Misi No. 1, "Menghidupkan kembali konsep misi di seluruh dunia dan pengorbanan untuk misi sebagai cara hidup yang tidak hanya melibatkan para pendeta tetapi juga setiap anggota gereja, baik tua maupun muda, dalam sukacita bersaksi bagi Kristus dan memuridkan"; Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 6, "Meningkatkan aksesi, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda"; dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 7, "Menolong para remaja dan orang dewasa muda untuk mengutamakan Allah dan menjadi teladan bagi pandangan dunia yang alkitabiah." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.
POS MISI
- Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Uzbekistan menderita sejak represi 1930-an. Jemaat mengadakan ibadah secara rahasia, orang percaya berkumpul dalam kelompok kecil, jumlah pendeta tidak cukup, dan baptisan sangat jarang.
Komentar
Posting Komentar