Menolak Keras untuk Dibaptis
Sabat 5
4 Mei | Uzbekistan
Violeta
Violeta tidak merasa siap untuk dibaptis saat seorang pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengajaknya untuk dibaptis dalam sebuah pertemuan penginjilan di Tashkent, ibu kota Uzbekistan.
Pengetahuannya tentang Alkitab sepertinya masih terlalu sedikit. Panggilan pendeta itu supaya orang-orang menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan terasa terlalu berat.
"Saya tidak bisa melakukan itu!" pikirnya. "Saya tidak akan melakukan itu!"
Violeta telah beribadah bersama ibunya di gereja Advent selama beberapa waktu. Keduanya telah menyelesaikan pelajaran Alkitab bersama dengan satu kelompok kecil.
Kemudian, Rektor dari Universitas Advent Zaoksky, seminari gereja di Rusia, datang ke Tashkent untuk memimpin sebuah pertemuan penginjilan. Ketika dia mengundang orang- orang untuk memberikan hati mereka kepada Tuhan dalam baptisan, ibu Violeta adalah orang pertama yang maju ke depan. Kemudian Violeta melihat anak laki-laki berusia 14 tahun dari pendeta gereja mereka maju. Setelah itu, orang ketiga maju ke depan. Tetapi Violeta tidak bergeming. "Tidak," pikirnya. "Saya tidak akan dibaptis saat ini."
Malam berikutnya, pendeta itu kembali membuat panggilan. Violeta ingat bahwa seorang teman di gereja telah mendorongnya untuk dibaptis, dengan mengatakan, "Jika kamu telah menyelesaikan pelajaran Alkitab, kamu bisa dibaptis." Tetapi dia merasa tidak siap. Dia tidak merasa bahwa dia telah mempelajari Alkitab dengan cukup baik.
Ketika pendeta itu menyampaikan panggilan, dia tampak menatapnya secara langsung. Dengan tegas dia menggelengkan kepalanya untuk menolak.
Pada malam terakhir pertemuan, pendeta itu membuat panggilan terakhir.
"Siapa yang ingin memberikan hati mereka kepada Yesus dalam baptisan?" tanyanya.
Violeta bertanya-tanya apa yang harus dia lakukan. Dia yakin bahwa Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh hanya mengajarkan kebenaran dari Alkitab. Tetapi dia masih belum merasa siap.
Pendeta itu mengundang orang-orang yang telah memberikan respons terhadap panggilannya pada malam- malam sebelumnya untuk maju ke depan. Ibu Violeta dan sekitar belasan orang lainnya maju ke depan. Pendeta itu menyambut mereka, tetapi dia tidak menyerah. Dia membuat panggilan lagi.
"Pasti ada seseorang di luar sana," katanya. "Apakah ada lagi yang ingin maju ke depan?"
Dia memanggil dan memanggil. Setiap kali dia berbicara, Violeta merasa seperti dia memohon secara langsung kepadanya.
"Haruskah saya naik?" pikirnya.
Sebelum dia menyadarinya, dia mendapati dirinya berdiri dan maju ke depan.
"Itu dia," kata pengkhotbah itu. "Itulah orang yang kita tunggu- tunggu."
Tetapi Violeta bukanlah orang terakhir yang maju ke depan. Ketika dia sampai di depan, seorang pria berusia 60 tahun datang dan berdiri di sampingnya. Mereka pernah mengikuti pelajaran Alkitab bersama. "Saya takut," katanya. "Tetapi ketika saya melihat Anda maju, saya menemukan keberanian untuk maju juga."
Violeta tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa pergumulan batin dan keputusannya yang paling penting dapat memengaruhi orang lain. Sukacita memenuhi hatinya.
Sekarang, Violeta merasa bahagia karena dia telah dibaptis. Dia mengatakan bahwa dia menyadari tidak ada alasan untuk menunggu. Dia tidak perlu mengetahui seluruh isi Alkitab untuk dibaptis. Yang perlu dia lakukan hanyalah memberikan seluruh hidupnya kepada Yesus dan percaya kepada-Nya dengan segenap hati. Lagipula, ketika kepala penjara bertanya kepada Paulus dan Silas apa yang harus dia lakukan untuk diselamatkan, mereka menjawab, "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah Para Rasul 16: 31).
Violeta juga sangat senang bahwa Tuhan dapat menggunakan keputusannya untuk mendorong pria berusia 60 tahun itu untuk dibaptis.
Dampak dari keputusannya terus meningkat. Sekarang putranya yang berusia 9 tahun juga ingin dibaptis. "Saya ingin dia bertumbuh di jalan yang benar," katanya.
Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka sekolah dasar Masehi Advent Hari Ketujuh yang pertama di Tashkent, Uzbekistan, di mana anak laki-laki Violeta dan anak-anak lainnya dapat belajar tentang Tuhan. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati pada tanggal 29 Juni.
Oleh Andrew McChesney
Tip Cerita
> Tunjukkan lokasi Uzbekistan pada peta. Kemudian tunjukkan Tashkent, ibu kota Uzbekistan, dan lokasi yang direncanakan untuk dibangunnya sekolah dasar Advent Hari Ketujuh, salah satu proyek Persembahan Sabat Ketiga Belas pada triwulan ini. Tunjukkan juga Zaoksky, Rusia, di mana Universitas Advent Zaoksky terletak di sebelah selatan Moskow. Rektor universitas tersebut mengadakan pertemuan di Tashkent. Tiga tahun yang lalu, sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas digunakan untuk membangun sebuah gedung baru untuk sekolah dasar dan sekolah menengah Advent di Zaoksky.
> Unduh foto lainnya di Facebook: bit.ly/fb-mq.
> Tonton video YouTube singkat Violeta yang menggambarkan pengalamannya di pertemuan penginjilan: bit.ly/Violeta-ESD.
> Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi Euro- Asia: bit.ly/esd-2024.
> Bacalah kisah tentang ibu Violeta, Alla, minggu lalu.
> Ketahuilah bahwa kisah misi ini menggambarkan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5 dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, “I Will Go”; “Memuridkan
individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.” Pertemuan penginjilan menggambarkan Tujuan Misi No. 2, “Untuk memperkuat dan mendiversifikasi penjangkauan Advent di kota-kota besar, di seluruh Jendela 10/40, di antara kelompok-kelompok yang belum dan kurang terjangkau, dan kepada agama-agama non-Kristen.” Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IwillGo2020.org.
Fakta Singkat
> Sepak bola adalah olahraga paling populer di Uzbekistan. Gulat tradisional juga sangat terkenal.
> Bahasa resminya adalah Uzbek, tetapi bahasa Rusia umum digunakan.
Komentar
Posting Komentar