Berita Misi 27 April 2024 - "Tuhan, Tolonglah Aku"

Tuhan, Tolonglah Aku

Sebagai seorang gadis kecil, Alla tidak mengerti apa yang dilakukan nenek ketika dia berlutut di depan patung-patung orang suci di rumah mereka di Republik Soviet Uzbekistan.

"Saya sedang berdoa," kata nenek.

"Mengapa Nenek berdoa?" Alla bertanya. "Kamu berdoa kepada siapa?"

"Saya berdoa kepada Tuhan yang ada di surga," kata nenek. "Kita harus mengasihi Dia karena Dia mengasihi kita. Kita harus takut akan Dia."

Nenek memajang sebuah salib Yesus di dinding, dan Alla bertanya siapa yang tergantung di sana.

"Itu adalah Yesus, Tuhan kita," kata nenek. "Dia datang ke bumi, dan orang-orang membunuh-Nya."

Hanya itu yang Alla kecil ketahui tentang Tuhan. Dia tidak memiliki banyak iman, tetapi dia mengerti bahwa dia bisa berdoa kepada Tuhan. Jadi, setiap kali dia merasa takut, dia berdoa.

"Tuhan, tolonglah saya," doanya.

Uni Soviet runtuh, dan Uzbekistan menjadi negara merdeka. Jalanan di kotanya yang dulunya tenang menjadi lebih berbahaya karena para pemabuk dan pengguna narkoba keluar di malam hari. Ketika Alla berjalan pulang ke rumah di malam hari, dia berdoa, "Tuhan, tolonglah saya."

Lalu Alla menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki dan perempuan. Sebuah gereja dibuka di kotanya, dan dia membawa anak-anaknya ke sana setiap hari Minggu. Dia menyalakan lilin dan berdoa di sana. Tetapi setiap kali dia meninggalkan gereja, dia merasakan kekosongan di dalam dirinya. Sepertinya ada sesuatu yang hilang.

Suatu hari, seorang teman memberinya sebuah buku sebagai hadiah. Buku itu berjudul Patriarchs and Prophets atau Para Nabi dan Bapa. Alla belum pernah mendengar tentang penulisnya, Ellen White. Tetapi dia kagum dengan kisah-kisah Perjanjian Lama yang diceritakannya dengan jelas. Dia membaca untuk pertama kalinya bahwa hari ketujuh, Sabtu, adalah hari Sabat Tuhan. Timbul keinginan dalam dirinya untuk pergi ke gereja di mana orang-orang beribadah pada hari Sabat ketujuh. Tetapi di mana?

Beberapa tahun berlalu.

Kemudian seorang teman lama, mantan teman sekelasnya, datang berkunjung dari kota lain. Dia memberi tahu Alla bahwa dia beribadah pada hari Sabat di sebuah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Alla terkejut dan senang. Dia bertanya-tanya, "Apakah benar ada orang di Uzbekistan yang memelihara hari Sabat pada hari ketujuh?"

Temannya, yang dulunya adalah seorang ateis, dengan antusias bercerita tentang bagaimana dia telah belajar tentang Tuhan dan bagaimana dia sekarang mengasihi Dia dengan segenap hatinya.

Bagi Alla, temannya itu adalah orang yang baru. Dia tidak seperti dirinya yang dulu.

Beberapa waktu kemudian, Alla pergi mengunjungi temannya, yang tinggal empat jam perjalanan jauhnya dengan bus. Dia mengunjungi gereja Advent pada hari Sabat. Dia menyukai segala sesuatu tentang gereja itu. Tetapi gereja itu terlalu jauh baginya untuk dikunjungi setiap hari Sabat.

"Tuhan, tolonglah saya," doanya.

Kemudian putri Alla, Violeta, menikah dan pindah ke ibu kota Uzbekistan, Tashkent. Setelah itu, suami Alla meninggal, dan dia pindah ke Tashkent untuk tinggal bersama Vio-leta. Dia mengetahui dari temannya yang beragama Advent bahwa ada tiga gereja Advent di Tashkent.

Alla dan Violeta mulai beribadah di gereja setiap hari Sabat. Seorang anggota gereja menawarkan pelajaran Alkitab, lalu ibu dan anak itu menyelesaikan semua 28 bahan pelajaran. Alla mulai berpikir untuk memberikan hatinya kepada Yesus melalui baptisan.

"Tuhan, tolonglah saya," doanya.

Kemudian, Rektor Universitas Advent Zaoksky, sebuah seminari gereja di Rusia, tiba di kota itu untuk mengadakan pertemuan penginjilan. Ketika dia melakukan panggilan untuk naik ke altar, Alla adalah orang pertama yang maju ke depan. Dia dan putrinya dibaptis bersama delapan orang lainnya.

Hari ini, Alla dan Violeta merupakan diaken-diaken gereja yang setia.

"Kami senang untuk melayani Allah," kata Alla.

Allah telah mendengar doa-doanya. Dia telah menolongnya, dan hatinya merasa bahagia.

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka sekolah dasar Masehi Advent Hari Ketujuh yang pertama di Tashkent, Uzbekistan. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati pada tanggal 29 Juni.

Tip Cerita

> Tunjukkan lokasi Uzbekistan pada peta Kemudian tunjukkan Tashkent, ibu kota Uzbekistan, dan lokasi yang direncanakan akan dibangunnya sekolah dasar Advent Hari Ketujuh, sebagai salah satu proyek Persembahan Sabat Ketiga Belas pada triwulan ini. Juga tunjukkan Zaoksky, Rusia, di mana Universitas Advent Zaoksky terletak di sebelah selatan Moskow. Rektor universitas berbicara pada pertemuan di Tashkent. Tiga tahun yang lalu, sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas digunakan untuk membangun sebuah gedung baru untuk sekolah dasar dan sekolah menengah Advent di Zaoksky.

> Tonton video YouTube singkat Alla yang menjelaskan bagaimana dia belajar tentang Tuhan: bit.ly/Alla-ESD.

> Unduh foto lainnya di Facebook: bit.ly/fb-mq.

> Bagikan Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi Euro-Asia: bit.ly/esd-2024.

> Ketahuilah bahwa kisah misi ini mengilustrasikan tujuan berikut dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh "I Will Go": Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5, “Memuridkan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.” Pertemuan penginjilan ini

mengilustrasikan Tujuan Misi No. 2, “Untuk memperkuat dan mendiversifikasi penjangkauan Advent di kota-kota besar, di seluruh Jendela 10/40, di antara kelompok-kelompok yang belum dan kurang terjangkau, dan kepada agama-agama non-Kristen.” Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.

Fakta Singkat

> Laut Aral pernah menjadi yang terbesar keempat laut pedalaman di dunia, tetapi itu telah menyusut menjadi sekitar 10 persennya ukuran sebelumnya sejak 1960-an, ketika penggunaan airnya yang berlebihan dimulai.

Komentar