TELADAN SEMPURNA

 29 MARET

TELADAN SEMPURNA

"Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang"—Kolose 4: 6.

Oleh usaha yang rajin semua orang dapat memperoleh kuasa untuk membaca dengan lancar, dan berbicara dengan nada yang penuh, jelas dan bulat, dan dengan terang dan mengesankan. Oleh berbuat ini kita dapat meningkatkan kemantapan kita dengan rapi sebagai pekerja-pekerja Kristus.

Setiap umat Allah dipanggil untuk memberitahukan kepada orang lain kekayaan Kristus yang tersembunyi; oleh sebab itu dia harus berusaha agar dapat berbicara dengan sempurna, Ia harus menyampaikan firman Allah dalam suatu cara yang akan membuatnya dihargai oleh para pendengar. Allah tidak merencanakan agar saluran manusia-Nya akan bersikap aneh.. Bukan kehendak-Nya agar manusia akan mengecilkan atau merendahkan aliran surga yang mengalir melalui dia ke dunia ini.

Kita harus memandang kepada Yesus, Teladan yang Sempurna; kita harus berdoa meminta pertolongan Roh Kudus dan di dalam kekuatan-Nya kita harus berusaha melatih setiap bagian tubuh untuk pekerjaan yang sempurna.

Hal ini teristimewa benar pada orang yang telah dipanggil melakukan pekerjaan untuk umum. Setiap pendeta dan setiap guru harus mengingat bahwa ia memberikan suatu pekabaran kepada orang yang menyangkut kepentingan abadi. Kebenaran yang diucapkan akan menghakimi mereka pada hari besar pehukuman yang terakhir. Dan dengan beberapa jiwa cara dari orang yang menyampaikan pekabaran itu menentukan penerimaan atau penolakannya. jadi hendaklah sabda itu diucapkan sedemikian rupa sehingga ia akan menggugah pengertian dan mengesankan hati orang. Sabda itu harus diucapkan dengan lambat, jelas dan khidmat, namun dengan keikhlasan yang dituntut oleh kepentingannya.

Kebiasaan yang benar dan penggunaan kuasa berbicara harus berhubungan dengan setiap bidang pekerjaan Kristen; ini masuk sampai ke dalam kehidupan rumah dan di dalam segala pergaulan kita dengan satu sama lain. Kita harus membiasakan diri kita untuk berbicara dengan nada yang manis, untuk menggunakan bahasa yang bersih dan benar, dan kata-kata yang ramah dan sopan. Kata-kata yang manis dan ramah adalah ibarat embun serta siraman air yang lembut kepada jiwa. Kitab Suci mengatakan tentang Kristus bahwa karunia dicurahkan ke dalam bibir-Nya agar Ia bisa tahu "supaya dengan perkataan Aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu" (Mzm. 45: 2; Yes. 50: 4)—Seri Membina Keluarga, jld. 5, hlm. 257.

Renungkan Lebih Dalam: Bagaimana Tuhan menggunakan suara saya untuk menawarkan harapan dan pemulihan kepada orang lain? Sudahkah saya mengabdikan karunia-karunia saya untuk Tuhan?

Komentar