Berita Misi 23 Maret 2024 - Bersyukur Masih Diberi Hidup


Bersyukur Masih Diberi Hidup

Shiva hanya berdoa kepada dewa dan dewi tradisional di India.

Baginya, tidak ada jalan hidup yang lain.

Dia terkejut ketika putrinya yang sudah dewasa, Arati, memutuskan untuk percaya pada Tuhan lain bernama Yesus. Shiva sempat curiga dengan Tuhan yang berbeda ini.

Tetapi dia berhenti khawatir ketika dia melihat perubahan positif terjadi dalam kehidupan Arati ketika dia berdoa kepada Yesus.

Namun, dia hanya berdoa kepada dewa dan dewi-dewinya. Karena dia adalah seorang pria tua, dan dia merasa tidak membutuhkan adanya sosok Tuhan yang baru.

Kemudian Shiva jatuh sakit. Putrinya membawanya ke rumah sakit, dan setelah beberapa hari, membawanya kembali ke rumah. Ketika putrinya berbicara dengan temannya di telepon, Shiva dapat mendengarnya berdoa untuk kesehatannya.

Setelah tiga bulan, Shiva sembuh total. Dia terus berdoa kepada dewa dan dewi.

Kemudian ia mengalami kecelakaan yang lebih parah lagi. Kali ini ia dirawat di rumah sakit selama 15 hari. Ia mengalami patah tulang rusuk, dan dokter menyarankan untuk beristirahat total.

Ketika ia kembali ke rumah, kesehatannya mulai memburuk. Putrinya, Arati, khawatir, dan dia membawanya ke sebuah pusat pengobatan Masehi Advent Hari Ketujuh.

Di bawah perawatan seorang dokter Advent, Shiva perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kekuatannya.

Seorang pemuda bernama Mark merawat Shiva di kamarnya. Shiva sangat mengagumi Mark. Dia sangat baik dan sangat peduli. Dari Mark, Shiva merasakan kasih Yesus untuk pertama kalinya. Dia melihat Yesus melalui kebaikan Mark.

Shiva pergi ke kebaktian di gereja setiap hari Sabtu selama empat bulan ia tinggal di sana. Ia belajar tentang Yesus.

Ia belajar tentang hari Sabat. Ia belajar tentang pentingnya nutrisi yang baik.

Suatu hari, seorang pengkhotbah yang berkunjung memberikan khotbah yang menyentuh hati Shiva. Shiva merasakan keinginan yang kuat untuk memberikan hatinya kepada Yesus.

Tetapi kemudian masalah keluarga mengalihkan perhatian Shiva dari hal- hal rohani. Ia melupakan keinginannya untuk hidup bagi Yesus. Kesehatannya mulai memburuk lagi.

Dengan bantuan dokter Advent dan Mark, Shiva berhasil mendapatkan kekuatannya kembali.

Pada saat itulah Shiva menyadari sebuah kebiasaan. Setiap kali ia pergi meninggalkan Yesus, ia tampaknya mengalami tantangan kesehatan.

Setiap kali ia menempuh jalannya sendiri, ia terjatuh atau menghadapi pergumulan lainnya.

Dia merasakan bahwa Yesus tidak ingin dia pergi sendiri. Sepertinya Yesus memanggilnya untuk tetap berada di dekat-Nya. Shiva kemudian memutuskan untuk memberikan hatinya kepada Yesus.

Ia memanggil putrinya. “Sebelum saya mati besok, akan lebih baik jika saya menerima Yesus sebagai Juruselamat saya hari ini,” katanya.

Tepat 10 bulan setelah Shiva mengalami kejatuhannya yang pertama, dia memberikan hatinya kepada Yesus. Kehidupan lamanya dihanyutkan dalam air pertobatan. Pria berusia 78 tahun itu muncul dari air sungai India sebagai anak Kristus yang baru.

Hari ini, Shiva tidak lagi berdoa kepada para dewa dan dewi.  Ia hanya berdoa kepada Allah yang di surga. “Yesus telah menolong saya untuk berhenti merokok dan minum teh hitam,” katanya. “Saya lebih baik dan merasa lebih sehat dan berdoa tiga kali sehari.” Ia berterima kasih kepada Yesus yang telah membuatnya tetap hidup hingga saat ini. “Saya bersyukur kepada Yesus karena putri saya membawa saya ke pusat kesehatan itu,” katanya. “Jika tidak, saya tidak akan mengenal Yesus dan mendapat kesempatan untuk menerima Dia sebagai Juruselamat saya.” Terima kasih untuk persembahan misi Sekolah Sabat Anda yang telah membantu membagikan kasih Yesus kepada orang-orang di India dan di seluruh dunia. Terima kasih untuk Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda yang secara khusus akan disalurkan untuk proyek-proyek di India dan Nepal.

Tip Cerita 

> Ucapkan Shiva sebagai: SHEE-va.

> Unduh foto di Facebook: bit.ly/fb-mq.

> Unduh Postingan Misi dan Fakta Singkat dari Divisi Asia Selatan: bit.ly/sud-2024.

> Kisah misi ini mengilustrasikan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5 dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh “I Will Go”: "Memuridkan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi dengan Roh." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web:   IWillGo2020.org.

Fakta Singkat 

> Rabindranath Tagore (1861–1941) adalah seorang penyair, penulis, dra- mawan Bengali, komposer, filsuf, pembaru sosial, dan pelukis yang, pada tahun 1913, menjadi non-Ero- pa pertama dan penulis lirik pertama memenangkan Hadiah Nobel dalam sastra. Dua komposisinya menjadi lagu kebangsaan nasional India dan Bangladesh.

> Ibu kota India adalah New Delhi, de- ngan populasi 249.998, meskipun da- erah perkotaan yang lebih besar di Delhi memiliki populasi 28.514.000.

> Sari dikatakan berasal dari setidaknya tahun 3.000 SM. Pemakai sari sering memilih warna pakaian mereka berda- sarkan upacara; merah sering dipakai oleh pengantin untuk melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

> Permainan catur dikatakan berasal dari India 1.500 tahun lalu, berda- sarkan abad ke-7 permainan pe- rang yang disebut chaturanga dari India barat laut.

Komentar