10 FEBRUARI
PEKERJA AGUNG
"Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik"—Roma 7:18.
Tidak seorang pun dari rasul-rasul atau nabi-nabi yang pernah mengaku bahwa mereka tidak mempunyai dosa. Orang yang hidup paling dekat dengan Allah, orang yang rela mengorbankan nyawanya gantinya berbuat kesalahan, orang yang dihormati Allah dengan terang dan kuasa Ilahi, telah mengakui sifatnya yang penuh dosa. Mereka tidak menaruh keyakinan dalam tubuhnya, tidak mengakui kebenaran dirinya sendiri, tetapi telah percaya dengan sepenuh hati dalam kebenaran Kristus. Demikianlah pula dengan semua orang yang memandang kepada Kristus.
Dalam setiap langkah maju dalam pengalaman pengikut Tuhan, pertobatan kita akan menjadi lebih dalam. Kepada orang yang telah diampuni Tuhan, terhadap orang yang telah diakui-Nya sebagai umat-Nya, Ia berkata, "Dan kamu akan teringat kepada kelakuanmu yang jahat dan perbuatan-perbuatanmu yang tidak baik dan kamu akan merasa muai melihat dirimu sendiri karena kesalahan-kesalahan dan perbuatan-perbuatanmu yang keji" (Yehezkiel 36: 31). Sekali lagi la berkata, "Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan, dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu, demikianlah firman Tuhan Allah" (Yehezkiel 1 6: 62, 63). Lalu bibir kita tidak akan dibuka untuk memuliakan diri sendiri. Kita akan tahu bahwa kekuatan kita adalah dalam Kristus saja. Kita akan menjadikan pengakuan rasul menjadi pengakuan kita, "Sebab Aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik." "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia" (Roma 7: 18).
Sesuai dengan pengalaman ini ada perintah, "... tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, karena Aliahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Filipi 2: 12, 13). Allah tidak mau engkau merasa takut bahwa Ia akan gagal untuk menggenapi janji-Nya, bahwa kesabaran-Nya akan habis atau pengasihan-Nya akan ternyata berkurang. Takutlah jangan sampai kemauanmu tidak akan ditaklukkan kepada kemauan Kristus, supaya jangan sifat-sifat warisanmu yang telah bertumbuh itu akan mengendalikan kehidupanmu. "Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." Takutlah, jangan sampai kemauan diri sendiri akan menghalangi tujuan tinggi yang Pekerja Agung, ingin laksanakan dengan perantaraanmu. Takutlah untuk percaya kepada kekuatanmu sendiri, takutlah untuk menarik tanganmu dari tangan Kristus dan takutlah berusaha untuk menjalani jalan kehidupan tanpa hadirat-Nya yang tetap—Seri Membina Keluarga, jld. 5, hlm. 119, 120.
Renungkan Lebih Dalam: Bagaimanakah saya bisa menghindari hidup dalam ketakutan terus-menerus dan dengan sadar mengerjakan keselamatan pribadi saya?
Komentar
Posting Komentar