28 FEBRUARI
KEPRIBADIAN HARI
"Sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya"—Yesaya 53: 2.
Hampir dua ribu tahun yang lampau, terdengarlah suatu suara mengandung arti rahasia di Surga dari takhta Allah, "Sungguh, Aku datang." "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagi-Ku .... Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya AllahKu" (Ibrani 10: 5-7). Dalam kata-kata ini diumumkan pelaksanaan maksud yang telah dirahasiakan sejak zaman yang kekal. Kristus sudah hampir akan mengunjungi dunia kita ini, dan menjelma menjadi manusia. Firman-Nya, "Engkau telah menyediakan tubuh bagiku." Sekiranya Ia datang dengan kemuliaan yang ada pada-Nya bersama dengan Bapa sebelum dunia ada, maka kita tidak akan tahan melihat cahaya hadirat-Nya. Supaya kita dapat melihat-Nya dan tidak menjadi binasa, kehebatan kemuliaan-Nya diselubungi. Keilahian-Nya diselubungi oleh kemanusiaan—kemuliaan yang tidak kelihatan dalam tubuh manusia yang kelihatan.
Maksud besar ini telah dibayangkan selanjutnya dalam bayangan dan lambang. Belukar yang bernyala-nyala, yang dalamnya Kristus menampakkan diri kepada Musa, menyatakan Allah. Lambang yang digunakan untuk membayangkan Kepribadian Ilahi itu adalah sebuah belukar yang sederhana, yang nampaknya tiada mengandung penarikan. Belukar itu menjadi lambang Ilahi. Allah Yang Mahamurah itu menyelubungi kemuliaan-Nya dalam sebuah lambang yang paling sederhana, supaya Musa dapat melihatnya dan tetap hidup. Demikianlah dalam tiang awan pada siang hari dan dalam tiang api pada malam hari, Allah mengadakan hubungan dengan Israel, menyatakan kehendak-Nya kepada manusia, serta mengaruniakan rahmat-Nya kepada mereka. Kemuliaan Allah dikurangi, serta kebesaran-Nya diselubungi supaya mata manusia yang lemah itu dapat melihatnya. Demikianlah Kristus harus datang dalam tubuh seperti "tubuh kita yang hina ini," (Filipi 3: 21), "menjadi sama dengan manusia." Di mata dunia Ia tidak mempunyai kecantikan sehingga mereka harus menyukai Dia; namun Ialah Allah yang telah menjelma, terang Surga dan bumi. Kemuliaan-Nya diselubungi, kebesaran serta kekuasaan-Nya disembunyikan, supaya Ia dapat merapatkan diri kepada manusia yang berdukacita dan tergoda.
Allah memberikan perintah kepada Musa bagi Israel, "Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka," (Kel. 25: 8), dan Ia bersemayam dalam Bait Suci itu, di tengah-tengah umat-Nya. Selama pengembaraan mereka yang memenatkan di padang belantara itu, lambang hadirat-Nya menyertai mereka. Demikianlah Kristus mendirikan Bait Suci-Nya di antara tempat kediaman manusia. Didirikan-Nya kemah-Nya di samping kemah-kemah manusia, supaya Ia dapat diam di antara kita, dan membuat kita tahu benar tabiat serta hidup-Nya yang Ilahi—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 17, 18.
Renungkan Lebih Dalam: Yesus bersedia menjadi apa pun yang saya butuhkan, kapan pun saya membutuhkannya. Apakah yang saya butuhkan dariNya hari ini?
Komentar
Posting Komentar