YANG DIKASIHI

 10 JANUARI

YANG DIKASIHI

"Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia"—Galatia 6: 14.

Pesuruh-pesuruh yang berserah pada hari-hari permulaan dari kekristen-an membawa kepada dunia yang akan binasa kabar keselamatan yang gembira, tidak mengizinkan pikiran meninggikan diri untuk menodai penyajian mereka akan Kristus dan Dia yang disalibkan. Mereka tidak menghendaki kekuasaan atau keunggulan. Menyembunyikan diri sendiri dalam Juruselamat, mereka meninggikan rencana keselamatan yang besar itu, dan kehidupan Kristus, yang memulai dan Penyempurna rencana ini. Kristus, yang sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya, adalah beban pengajaran mereka.

Jika mereka yang pada hari ini mengajarkan sabda Allah, akan mengangkat salib Kristus lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, pekerjaan mereka akan lebih berhasil. Jika orang-orang berdosa dapat dipimpin untuk memberikan pandangan yang sungguh-sungguh kepada salib, jika mereka dapat memperoleh pandangan yang penuh tentang Juruselamat yang sudah disalibkan, * mereka akan menyadari dalamnya kasih Allah dan bejatnya dosa.

Kematian Kristus membuktikan kasih Allah yang besar bagi manusia. Itulah janji keselamatan kita. Menghilangkan salib dari orang Kristen adalah sama seperti menghilangkan matahari dari langit. Salib membawa kita lebih dekat kepada Allah, mendamaikan kita dengan Dia. Dengan belas kasihan seorang bapa, Tuhan Allah memandang kepada penderitaan yang ditanggung oleh Anak-Nya supaya menyelamatkan bangsa itu dari kematian yang kekal, dan menerima kita sebagai Yang Dikasihi.

Tanpa salib, manusia tidak mempunyai persatuan dengan Bapa. Kepada-Nyalah bergantung setiap pengharapan kita. Daripada-Nyalah bersinar terang kasih Juruselamat, dan bila pada kaki salib orang berdosa memandang kepada Seorang yang mati untuk menyelamatkan dia, ia boleh bersuka dengan penuh kesukaan, karena dosanya sudah diampuni. Bertelut dengan percaya pada salib itu, ia telah mencapai tempat yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia.

Melalui salib kita belajar bahwa Bapa kita yang di surga mengasihi kita dengan kasih yang tak terbatas. Tidaklah mengherankan jika Paulus berseru, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus" (Galatia 6: 14).—Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 177, 178.

Renungan Lebih Dalam: Jika setiap pengharapan saya bergantung pada apa yang Yesus capai di kayu salib, seberapa seringkah saya harus berterima kasih kepada Tuhan atas pengorbanan yang luar biasa dari Yang Dikasihi-Nya? Seberapa seringkah saya bertelut di puncak keberadaan saya—kaki salib Yesus?

Komentar