07 JANUARI
KHALIK KITA
"Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" —Kisah Para Rasul 17: 28.
Dalam membajak tanah, dalam disiplin serta mengerjakan tanah, banyak pelajaran yang senantiasa dapat dipelajari. Tidak seorang pun akan berpikir hendak tinggal di atas sebidang tanah yang belum terurus, dengan berharap tanah itu akan menghasilkan tuaian. Pekerjaan yang sungguh-sungguh, tekun dan tabah harus dilakukan untuk mempersiapkan tanah itu agar benih dapat ditaburkan. Begitulah pula dalam pekerjaan kerohanian dalam hati manusia. Orang yang akan mendapat manfaat dari pembajakan tanah harus berusaha terus dengan firman Allah dalam hatinya. Mereka akan menemukan tanah hati yang telah dilembutkan, oleh pengaruh Roh Kudus yang menaklukkan. Kecuali pekerjaan yang tekun dilakukan pada tanah itu, ia tidak akan menghasilkan tuaian. Demikianlah pula dengan tanah hati, Roh Allah harus mengerjakannya, untuk menghaluskan dan melembutkannya, sebelum ia dapat mengeluarkan buah untuk kemuliaan Allah.
Tanah tidak akan mengeluarkan tuaian bila dikerjakan dengan sesukanya saja. Tanah itu memerlukan perhatian yang bijaksana setiap hari. Tanah itu harus sering dibajak dalam-dalam, dengan maksud untuk menyingkirkan rumput yang mengambil zat-zat makanan dari benih yang ditanam. Jadi itulah sebabnya orang yang membajak dan menabur siap untuk menuai. Tidak seorang pun perlu berdiri di ladang dilanda kesedihan karena kehancuran harapannya.
Berkat Tuhan akan bernaung di atas orang yang mengerjakan tanah, mempelajari pelajaran-pelajaran rohani dari alam. Dalam mengerjakan tanah pekerja itu tahu sedikit harta apa yang akan terungkap di hadapannya. Sementara ia tidak boleh meremehkan pengajaran yang dapat dikumpulkan dari pikiran-pikiran orang yang telah mempunyai pengalaman, ia harus menghimpun pelajaran bagi dirinya sendiri. Ini adalah bagian dari latihannya. Mengerjakan tanah itu akan terbukti menjadi suatu pendidikan kepada, jiwa.
Ia yang menyebabkan benih itu bertunas, yang memeliharanya siang dan malam, yang memberikan kuasa untuk bertumbuh, adalah Khalik kita, Raja Surga; dan Ia masih tetap lebih memelihara dan memperhatikan anak-anak-Nya. Sementara penabur manusia itu menanam benih untuk mempertahankan kehidupan kita di dunia, Penabur Ilahi akan menanam di dalam jiwa benih yang akan mengeluarkan buah kepada hidup yang kekal—Seri Membina Keluarga, jld. 5, hlm. 64, 65.
Renungkan Lebih Dalam: Apakah tanah hati saya sudah siap untuk benih yang rindu ditanam oleh Penabur Ilahi dalam diri saya hari ini?
Komentar
Posting Komentar