Dahulu Miskin, Sekarang Menjadi Kaya
Asmita yang berusia lima tahun tinggal di sebuah keluarga yang sangat miskin di Nepal.
Orang tuanya sangat miskin sehingga terkadang mereka tidak bisa memberinya sarapan, makan siang, atau makan malam. Mereka tidak memiliki cukup beras atau kentang atau kubis untuk mem- berinya makan. Kadang-kadang Asmita menghabiskan sepanjang hari dalam keadaan lapar. Ka- dang-kadang ia pergi tidur dalam keadaan lapar.
Orang tua Asmita sangat miskin sehingga mereka tidak bisa memberinya pakaian hangat di musim dingin. Musim dingin menjadi sangat dingin di Ne- pal, dan salju serta es menutupi
bukit-bukit dan gunung-gunung.
Orang tua Asmita tidak memiliki cukup uang untuk membelikan Asmita mantel tebal yang bagus, kaus kaki wol, atau sepatu bot hangat. Asmita menggigil kedi- nginan di musim dingin.
Suatu hari, ibunya Asmita per- gi dari rumah. Ia meninggalkan ayah dan Asmita dan menikah dengan pria lain. Asmita sangat sedih. Ia tidak pernah bertemu ibunya lagi.
Ayah tidak suka hidup tanpa istri. Jadi, beberapa bulan kemu- dian, dia menikah lagi. Asmita sangat senang karena ia memiliki ibu baru. Namun, kebahagiaan- nya tidak berlangsung lama. Ibu barunya telah memiliki dua orang anak, dan dia lebih mencintai me- reka daripada mencintai Asmita.
Lebih buruk lagi, sang ayah juga lebih mencintai kedua anak baru- nya daripada Asmita. Jadi, ketika keluarga itu memiliki makanan, kedua anak yang lain mendapat giliran makan terlebih dahulu.
Ketika cuaca berubah dingin, ke-dua anak lainnya mendapat baju hangat terlebih dahulu. Dan kedua anak lainnya tidak perlu melakukan pekerjaan rumah tangga.
Tetapi Asmita harus melaku- kannya. Ibu menyuruh Asmita bekerja keras di rumah. Asmita mencuci piring. Dia membantu memasak makanan. Dia member- sihkan rumah. Ia berusaha mela- kukan yang terbaik untuk me- nyenangkan ibu, tetapi ibu selalu tampak kesal.
Ketika Asmita berumur 8 tahun, seorang tetangga memberi tahu orang tuanya tentang panti asuhan Masehi Advent Hari Ketujuh yang merawat anak-anak yang tidak memiliki orang tua atau memiliki orang tua yang tidak dapat mera- wat mereka.
Ayah dan ibu saling berpan- dangan. Mereka menyukai infor- masi tentang tempat itu. Tanpa mendiskusikan masalah ini dengan Asmita, mereka mengirimnya ke panti asuhan.
Pindah ke rumah baru sedikit menakutkan bagi gadis kecil itu.
Tetapi ia dengan cepat menyesuai- kan diri dengan kehidupan di panti asuhan. Dia menyukainya. Dia suka diberi makan pagi, siang, dan ma- lam, dan diberi pakaian hangat di musim dingin. Dia juga suka pergi ke sekolah dan belajar hal-hal baru setiap hari. Sebelumnya ia tidak bisa pergi ke sekolah setiap hari. Dia terutama suka pergi ke gereja dan belajar tentang Tuhan. Dia belum pernah pergi ke gereja atau mende- ngar tentang Tuhan sebelumnya.
Enam tahun telah berlalu sejak Asmita pindah ke panti asuhan, dan hari ini dia adalah gadis yang sangat bahagia. Dahulu ia miskin, tetapi sekarang ia kaya di dalam Kristus. "Saya sangat berterima kasih kepada Bapa Surgawi yang telah membawa saya ke sini," katanya. "Jika saya tidak berada di sini hari ini, saya tidak akan mengenal Allah. Sekarang saya tahu siapa Juruselamat saya."
Dia belajar dengan giat dan berharap dapat membantu gadis-gadis kecil lainnya yang memiliki masa kecil yang sulit suatu hari nanti. "Saya ingin membantu orang- orang seperti saya di masa de- pan," katanya. "Jadi, saya memin- ta Anda untuk mendoakan saya.
Saya ingin Tuhan menggunakan hidup saya untuk tujuan-Nya.
Semoga kehendak-Nya terjadi da- lam hidup saya. Terima kasih atas doa-doa Anda."
Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membangun sebuah sekolah di mana anak-anak seper- ti Asmita dapat belajar di Nepal.
Terima kasih telah merencanakan Persembahan Sabat Ketiga Belas yang murah hati.
Oleh Andrew McChesney
Komentar
Posting Komentar