Temui para Pemazmur
Raja Daud, yang namanya muncul di judul-judul kebanyakan kitab Mazmur, aktif dalam mengatur liturgi ibadah Israel. Dia disebut “pemazmur yang disenangi di Israel” (2 Sam. 23: 1). Perjanjian Baru membuktikan kepenulisan Daud dari berbagai mazmur (Mat. 22: 43-45; Kis. 2: 25-29, 34, 35; Kis. 4: 25; Rm. 4: 6-8). Banyak mazmur digubah oleh pemusik Bait Suci yang juga orang Lewi: misalnya. Mazmur 50 dan Mazmur 73—83 oleh Asaf; Mazmur 42, Mazmur 44-47, Mazmur 49, Mazmur 84, Mazmur 85, dan Mazmur 88 oleh bani Korah, Mazmur 88 oleh Heman orang Ezrahi, dan Mazmur 89 oleh Etan orang Ezrahi. Di luar mereka, ada Salomo (Mazmur 72; Mazmur 127) dan Musa (Mazmur 90) yang menulis beberapa mazmur.
Bacalah Mazmur 25: 1-5, Mazmur 42: 1,2, Mazmur 75: 1,2, Mazmur 77: 1, 2, Mazmur 84: 1, 2, Mazmur 88: 1-3, dan Mazmur 89: 1. Apakah yang diungkapkan Mazmur ini tentang pengalaman yang dialami penulisnya?
Roh Kudus mengilhami para pemazmur dan menggunakan talenta mereka untuk melayani Tuhan dan komunitas iman mereka. Para pemazmur adalah orang-orang yang memiliki pengabdian yang tulus dan iman yang mendalam, namun rentan terhadap keputusasaan dan godaan, seperti kita semua. Meskipun ditulis lama berselang, kitab Mazmur pasti mencerminkan sebagian dari apa yang kita alami sekarang.
“Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku sudah kenyang dengan malapetaka dan hidupku sudah
dekat dengan dunia orang mati” (Mzm. 88: 3, 4). Ini adalah Seruan jiwa abad ke-21 sama seperti Seruan seseorang 3.000 tahun yang lalu.
Beberapa mazmur menyebutkan kesulitan; beberapa fokus pada kegembiraan. Para pemazmur berseru kepada Tuhan untuk menyelamatkan mereka, dan mengalami perkenanan-Nya yang tidak selayaknya diperoleh. Mereka memuliakan Tuhan karena kesetiaan dan kasih-Nya, dan mereka mengikrarkan pengabdian mereka yang tak kenal lelah kepada-Nya. Dengan demikian, Kitab Mazmur adalah kesaksian tentang Penebusan Ilahi dan tanda-tanda kasih karunia dan harapan Allah. Kitab Mazmur menyampaikan janji Ilahi kepada semua orang yang merangkul, dengan iman, karunia pengampunan Allah dan kehidupan baru. Namun, pada saat yang sama, mereka tidak berusaha untuk menutupi, menyembunyikan, atau mengecilkan kesulitan dan penderitaan yang umum terjadi di dunia yang telah jatuh.
Bagaimanakah kita dapat memperoleh harapan dan penghiburan dengan mengetahui bahwa bahkan orang yang setia, seperti para pemazmur, bergumul dengan beberapa hal yang sama seperti yang kita alami?
Komentar
Posting Komentar