Bapa Surgawi yang Penuh Kasih


Bapa Surgawi yang Penuh Kasih

Karna lahir di sebuah desa pegunungan terpencil di Nepal bagian timur.

Dia tidak begitu mengingat ibunya. Dia ingat bahwa ibunya sering sakit. Setiap kali ia merasa sangat tidak enak badan, ia pingsan. Dia tiba-tiba jatuh ke tanah dan berbaring dengan sangat lemah.

Seolah-olah ia sedang tertidur.

Awalnya, Karna merasa takut ketika melihat ibunya terbaring di tanah. Tetapi kemudian ibu sadar dan bangun.

Dokter tidak tahu apa yang salah dengan ibu. Dokter memberikan banyak obat kepadanya, tetapi tidak ada yang menyembuhkan.

Lalu suatu hari, ibu jatuh dan tidak bangun lagi.

Karna tidak lagi memiliki ibu. Ia merasa sangat sedih.

Ayah juga merasa sangat sedih.

Ia tidak lagi memiliki istri.

Ayah merasa sangat sedih sehingga ia mulai minum alkohol. Dia mabuk berat. Dia minum begitu banyak sehingga kadang-kadang dia jatuh ke tanah dan terbaring lemah.

Seolah-olah ia sedang tertidur.

Pada awalnya, Karna merasa takut ketika melihat ayah terbaring di tanah. Tetapi kemudian ayah sadar dan bangun.

Pada siang hari, ayah bekerja di ladang, untuk bercocok tanam. Tetapi ia mulai minum-minum bukannya bercocok tanam. Dia tidak pulang ke rumah sampai malam hari.

Karna duduk di rumah, menung-gu ayah datang untuk memberinya makan malam. Tetapi ayah tidak datang. Karna menunggu ayah sampai larut malam, dan kemudian ia tertidur dengan perut kosong.

Berkali-kali, Karna menangis sampai tertidur. Ia berharap ia me-miliki seorang ayah yang mencintainya. Ia berharap memiliki seorang ibu yang mencintainya.

Tetapi ia hanya memiliki kam-bing. Di pagi hari, ketika ia bangun, ia membawa kambing-kambing milik ayahnya ke padang rumput.

Kemudian dia bergegas kembali ke rumah untuk makan apa saja yang bisa dia temukan untuk sarapan dan berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah, ia kembali ke rumah dan mengurus kambing-kambing-nya lagi. Kambing-kambing itu adalah teman-temannya. Ia tidak punya teman lain. Karna berharap ia memiliki teman.

Seorang bibi melihat bagaimana Karna hidup dan merasa kasihan padanya. Dia tinggal di kota sekitar dan tidak bisa merawatnya. Dia memiliki dua anak kandungnya sendiri.

Tetapi ia menceritakan tentang anak laki-laki itu kepada pendeta di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Pendeta tersebut juga merasa kasihan pada Karna. Ia memberi tahu bibinya tentang sebuah panti asuhan Advent yang merawat anak-anak seperti Karna. Dia menawar-kan untuk membawa Karna ke panti asuhan agar bisa tinggal di sana.

Bibi sangat mendukung ide tersebut. Ketika Karna mendengar bahwa ia dapat tinggal di panti asuhan, ia juga sangat senang.

Sekarang ia bisa makan setiap hari.

Bahkan mungkin ia bisa memiliki teman.

Kehidupan Karna mulai berubah begitu ia tiba di panti asuhan. Ia mendapatkan banyak teman. Dia mulai mengenal Tuhan. Ia belajar bahwa Allah adalah Bapa Surgawi yang penuh kasih. Belum lama ini, ia menyerahkan hidupnya kepada Yesus. "Saya tidak pernah menyangka bahwa hidup saya akan berubah seperti ini," katanya. "Hidup saya menjadi lebih baik."

Karna adalah seorang anak yang berbahagia hari ini. Ia memiliki banyak teman dan memiliki Bapa Surgawi yang sangat mengasihinya.

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membangun sebuah sekolah di mana anak-anak seperti Karna dapat belajar di Nepal. Terima kasih telah merencanakan Persembahan Sabat Ketiga Belas yang murah hati. 

Oleh Andrew McChesney

Komentar