Wahyu: Misi Allah di Zaman Akhir


Wahyu: Misi Allah di Zaman Akhir

Baris pembukaan dari kitab Wahyu menunjukkan kepada pembaca bahwa kitab ini berfokus pada misi Allah.

Bacalah Wahyu 1: 1-7. Dalam cara apakah Anda melihat bukti bahwa kitab Wahyu berfokus pada misi Allah di zaman akhir ini?

Setelah menyatakan di ayat-ayat pertama bahwa Yesus adalah sumber dan fokus dari kitab Wahyu, Wahyu 1: 4, 5 menyinggung Ketiga anggota Keallahan, yang sedang bekerja sama untuk menyelamatkan manusia. Bapa adalah satu pribadi yang kekal yang ada dari dahulu, sekarang, dan akan datang. Roh Kudus disebut sebagai Pribadi yang bekerja dengan sangat berkuasa di antara gereja-gereja di abad pertama. Kemudian Yohanes menyebut status dari Yesus Kristus sebagai “Saksi yang setia,” “yang pertama bangkit dari antara orang mati” (Why. 1: 5), yang mempunyai hak kepemilikan yang sah atas planet ini. Usaha Iblis dalam rangka menggunakan bumi ini untuk mendirikan kerajaannya telah hancur. Sebagai tambahan terhadap kemenangan Allah atas Iblis, darah Sang Pencipta yang tercurah telah membasuh kesalahan dan rasa malu kita.

Bacalah Wahyu 1: 6 dan 1 Petrus 2: 9. Apakah arti dari gelar untuk orang-orang yang ditebus dalam ayat-ayat ini?

Fokus dari misi Allah bukanlah sekadar menarik orang yang akan binasa ke tempat yang aman. Keselamatan dari Allah menawarkan sebuah status yang baru dan terhormat, karena gambaran Allah dipulihkan dalam kita. Orang-orang tebusan menjadi bangsawan (raja-raja) karena kita memiliki hubungan-darah dengan Raja alam semesta melalui darah Yesus yang ditumpahkan. Sekarang, sebagai anggota keluarga kerajaan, kita bergabung dengan misi dari keluarga kerajaan dalam penyelamatan bagi umat manusia lainnya. Ini menjadikan kita sebagai imam-imam! Kristus telah mendirikan gerejanya sebagai sebuah “kerajaan” dan setiap pribadi dari anggota-anggotanya adalah “imam-imam.” Menjadi bagian dari kerajaan ini berarti menjadi seorang imam.

Dalam Wahyu 1: 7, kita melihat ide tentang mendesaknya misi ini: Yesus akan datang, dan bangsa-bangsa akan meratap karena mereka akan binasa. Allah merindukan mereka yang telah tersesat jauh dari-Nya. Jadi, kitab Wahyu dibuka dengan misi Allah untuk umat manusia.

Kita bukan hanya diciptakan oleh Allah, tetapi kita telah ditebus oleh-Nya, dan dengan harga yang sangat mahal juga. Mengapa kebenaran ini harus memberikan kepada kita pengharapan yang besar, tidak peduli dengan situasi kita saat ini?

Komentar