"Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring" (Yesaya 51: 3).
Taman Eden tetap berada di atas bumi ini lama setelah manusia terbuang dari jalan-jalannya yang penuh kesukaan itu. Umat yang berdosa itu lama diizinkan untuk dapat memandang kepada rumah mereka sebelum berdosa, pintu gerbangnya terhalang hanya oleh malaikat-malaikat. Di pintu Firdaus yang dikawal oleh malaikat-malaikat, kemuliaan Ilahi dinyatakan. Ke tempat inilah Adam dan anak-anaknya telah datang untuk menyembah Tuhan. Di sini mereka memperbarui janji-janji mereka untuk taat kepada hukum terhadap mana pelanggaran mereka telah menyebabkan terbuangnya mereka dari Eden. Apabila arus dosa melanda dunia ini, dan kejahatan manusia menetapkan kebinasaan mereka oleh air bah, tangan yang telah mendirikan Eden itu telah mengangkatnya dari dunia. Tetapi pada pemulihan yang terakhir, bilamana akan ada "langit yang baru dan bumi yang baru" (Wahyu 21: 1), maka taman itu akan dikembalikan lagi dalam keadaan yang lebih mulia daripada awal mulanya.
Kemudian mereka yang telah memelihara hukum-hukum Allah akan menghirup kesegaran yang kekal di bawah pohon alhayat itu, dan sepanjang zaman kekekalan penduduk dunia-dunia yang tidak berdosa akan memandang, di dalam taman kesukaan itu, satu contoh apa yang akan terjadi terhadap seluruh bumi ini, kalau manusia telah mengikuti rencana Khalik yang mulia itu—Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 60, 61.
Komentar
Posting Komentar