“Suruhlah Ia Pergi”
Di lingkungan kota yang belum terjangkau, ada banyak orang yang merindukan harapan. Pada zaman Kristus, apa yang mencegah umat Allah untuk membawa pengharapan tentang Mesias ke kota-kota asing seperti Tirus dan Sidon? Nasionalisme, kesombongan, dan prasangka telah membutakan umat Allah terhadap kesempatan untuk melihat mereka yang terdekat dengan mereka yang rindu akan pengharapan yang dinubuatkan oleh para nabi tentang Kedatangan Yesus yang Pertama. Saat ini, di kota-kota ada banyak kelompok penduduk yang kepada mereka Yesus Kristus ingin agar umat-Nya membagikan “pengharapan yang berbahagia” tentang Kedatangan Yesus yang Kedua Kali (Tit. 2:13). Dan sama seperti Yesus tidak memandang kebangsaan dan ras mereka, kita juga harus melakukan hal yang sama.
Bacalah Kisah Para Rasul 10: 9-16, 28, 34, 35. Bagaimanakah Anda merangkumkan pelajaran yang diajarkan oleh Roh Kudus di sini?
Sementara menunggu makan siang, Petrus mendapatkan sebuah penglihatan berapa hidangan yang diturunkan dari atap lengkap dengan sebuah kain yang berisi hewan-hewan dan burung-burung najis. Tiga kali dia diberi tahu dalam penglihatan ini untuk bangun dan makan. Allah menggunakan penglihatan-penglihatan ini untuk menghilangkan kesombongan agama dan kefanatikan Petrus terhadap orang-orang bukan Yahudi. Pada akhirnya Petrus mengerti kebenaran ini: “Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya”’ (Kis. 10: 34, 35).
Dengan latar belakang di atas, mari kita renungkan cerita kita tentang Tirus dan Sidon untuk mendapatkan pelajaran dari cerita itu. Lihat kembali interaksi Yesus dan murid-murid-Nya dengan ibu tersebut. Pelajaran apa yang dipelajari dari studi lapangan yang berhubungan juga dengan penglihatan dari Petrus? Bagaimanakah kita bisa mengaplikasikan hal ini dalam hidup kita saat ini dan dalam panggilan Kristus terakhir bagi kita untuk melakukan misi-Nya di kota-kota? Apa prasangka yang menghalangi kita untuk melihat kebutuhan dari orang-orang yang tinggal di kota-kota? Apa sajakah kesempatan yang Allah sediakan bagi kita di kota-kota dalam memperluas pengertian kita tentang misi dan dengan penuh perhatian menghadapi kefanatikan, sikap nasionalisme, dan kesombongan rohani kita?
Dengan sabar, Yesus mengajar murid-murid-Nya, yang belum juga mengerti dengan benar bahwa rencana besar keselamatan dari Allah adalah untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk satu bangsa atau kelompok suku yang terasing. Roh Kudus bisa menolong kita untuk mengalahkan kecurigaan dan prasangka kita untuk menyelesaikan misi kita di kota-kota.
Bacalah Galatia 2: 11-13. Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat ini kepada kita sehubungan dengan betapa susahnya disucikan dari prasangka yang telah diajarkan sejak kita masih kanak-kanak?
Komentar
Posting Komentar