Pendalaman:

Pendalaman:

“Kepada setiap rumah tangga dan setiap sekolah, kepada setiap orang tua, guru dan anak kepada siapa terang Injil telah bersinar, akan muncul pada masa krisis ini pertanyaan yang ditanyakan kepada permaisuri Ester pada waktu krisis penting dalam sejarah bangsa Israel, Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu?’ (Est. 4: 14)”—Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 248.

“Ester adalah seorang gadis perempuan yang cantik, sepupu dari Mordekhai, yang mengambil dia dari rumahnya setelah orang tuanya meninggal, dan mengasihinya seperti anak perempuannya sendiri. Allah menggunakan dia untuk menyelamatkan orang Yahudi di tanah Persia.” (Catatan: paragraf kedua ini adalah materi pendahuluan tentang Ester yang disertakan dalam buku Daughters of God di halaman 45 yang tidak ditulis oleh Ellen White. Tetapi dua kutipan berturut-turut di bawah ini ditulis oleh dia.)

“Pada masa lalu Tuhan bekerja dalam sebuah cara melalui wanita-wanita yang berserah yang bersatu dalam pekerjaan-Nya dengan para pria yang Dia telah pilih untuk berdiri sebagai perwakilan-Nya. Dia menggunakan para wanita itu untuk memperoleh kemenangan yang besar dan yang menentukan. Lebih dari sekali, dalam saat-saat yang genting, Dia membawa mereka ke bagian depan dan bekerja melalui mereka untuk keselamatan banyak orang. Melalui Ratu Ester, Allah telah menyelesaikan sebuah kelepasan besar bagi umat-Nya. Saat kelihatannya tidak ada kuasa untuk menyelamatkan mereka, Ester dan perempuan-perempuan yang terhubung dengannya, dengan puasa dan doa dan tindakan yang cepat, mengatasi masalah, dan membawa keselamatan bagi bangsa mereka ....

“Sebuah pembelajaran tentang pekerjaan para wanita dalam hubungan dengan pekerjaan Allah di Perjanjian Lama akan mengajarkan kepada kita pelajaran yang akan menyanggupkan kita untuk berhadapan dengan situasi darurat dalam pekerjaan saat ini. Kita mungkin tidak dibawa ke dalam situasi yang kritis dan menonjol sama seperti yang dihadapi oleh umat Allah di zaman Ester; tetapi sering para wanita yang bertobat dapat memerankan satu bagian penting dalam posisi-posisi yang lebih rendah. Masih banyak yang melakukan hal ini dan tetap siap untuk melakukannya”—Ellen G. White, Daughters of God, hlm. 45, 46.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi:

1. Kitab Ester meninggalkan beberapa pertanyaan yang belum terjawab bagi kita, khususnya mengenai peran Ester di istana raja, meskipun ia telah diangkat menjadi ratu. Bagaimanakah kita bisa mengaitkan hal-hal ini dengan imannya, atau dapatkah kita melakukan seperti dia?

2. Kata-kata yang terkenal dari Ester “kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati" (Est. 4: 16), telah bergema ribuan tahun lamanya sebagai satu contoh dari kesetiaan walaupun menghadapi kematian. Bagaimanakah kata-katanya itu memantulkan apa yang akan dihadapi umat Allah di zaman akhir, ketika isu dalam Wahyu 13 menjadi kenyataan?

3. Dalam kelas, diskusikan kembali pertanyaan yang ada di bagian akhir pelajaran hari Senin sehubungan dengan tidak menyatakan iman kita sewaktu-waktu. Apakah itu harus selalu menjadi kasus yang sama bagi kita?

Komentar