MEMBUAT MALU ORANG JAHAT

MEMBUAT MALU ORANG JAHAT

"'Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: 'Sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu'" (Yesaya 65: 13).

Sementara kepada orang jahat kedatangan Tuhan itu membawa malapetaka dan kehancuran, tetapi bagi orang benar kedatangan Tuhan itu adalah sukacita dan pengharapan—Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 355.

Pada tengah malamlah Allah menyatakan kuasa-Nya untuk kelepasan umat-Nya. Matahari tampak, bercahaya dalam keperkasaannya. Tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat menyusul silih berganti dengan cepat. Orang-orang fasik melihat pemandangan itu dengan ketakutan dan keheranan, sementara orang-orang benar memandang kesukaan besar itu sebagai tanda kelepasan mereka.

Tidak lama kemudian tampaklah di sebelah timur suatu awan hitam yang kecil kira-kira setengah kepalan tangan besarnya .... Umat Allah mengenal ini sebagai tanda Anak Manusia. Dalam keheningan yang khidmat mereka memandanginya sementara semakin mendekat ke bumi, menjadi semakin terang dan mulia, hingga menjadi awan putih besar, yang dasarnya adalah kemuliaan bagaikan api yang menyala-nyala, dan di atasnya ada pelangi perjanjian. Yesus mengendarainya bagaikan seorang penakluk.... Tak ada pena manusia yang dapat melukiskan pemandangan itu, tidak ada pikiran fana yang sanggup mengerti keindahan dan keagungan kemuliaan-Nya—Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 671-676.

Mereka yang mengasihi Juruselamat dengan sungguh-sungguh tidak bisa tidak akan menyambut dengan kesukaan pemberitahuan yang terdapat di dalam Firman Tuhan, bahwa Ia yang menjadi pusat pengharapan hidup kekal, akan datang kembali, bukan untuk dihinakan, dibenci dan ditolak seperti pada waktu kedatangan-Nya yang pertama, tetapi dengan kuasa dan kemuliaan untuk menjemput umat-Nya. Hanya mereka yang tidak mengasihi Yesus Juruselamat saja yang ingin supaya Ia jangan datang—Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 355.

Komentar