"Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu. maka aku menikmatinya; Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam" (Yeremia 15: 16).
Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, jika dipelajari dan diterima dengan setia dalam kehidupan, akan memberikan hikmat rohani dan hidup. Firman ini harus dihargai secara kudus. Iman kepada Firman Allah dan kuasa Kristus untuk mengubah hidup akan memampukan orang percaya untuk mengerjakan pekerjaan-Nya, dan menjalani hidup yang bersukacita di dalam Tuhan—Testimonies for the Church, jld. 9, hlm. 279.
Kehidupan di mana takut akan Tuhan didambakan tidaklah akan menjadi kehidupan yang sedih dan suram. Ketidakhadiran Kristuslah yang menjadikan wajah sedih dan kehidupan menjadi pengembaraan yang penuh keluh kesah. Orang yang dipenuhi dengan penghargaan terhadap diri dan cinta diri tidak merasakan persatuan pribadi yang hidup dengan Kristus. Hati yang belum jatuh di atas Batu itu, angkuh terhadap kesempurnaannya. Orang menginginkan agama yang terhormat. Mereka ingin berjalan pada jalan yang cukup lebar untuk membawa serta sifat-sifatnya sendiri. Cinta dirinya, cinta kepada kepopuleran dan gila pujian, mengeluarkan Juruselamat dari hati mereka dan tanpa Dia ada kemuraman dan kesedihan. Tetapi Kristus yang tinggal dalam jiwa adalah suatu sumber kesukaan. Bagi semua orang yang menerima Dia, kunci inti dari Firman Allah menyukakan hati—Seri Membina, jld. 5, hlm. 120.
Komentar
Posting Komentar