SUKACITA DALAM HUKUM, KARENA KETAATAN MEMBERIKAN SUKACITA

SUKACITA DALAM HUKUM, KARENA KETAATAN MEMBERIKAN SUKACITA

"Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku" (Mazmur 119: 174).

Betapa Tuhan adalah Tuhan kita! Dia memerintah atas kerajaan-Nya dengan ketekunan dan perhatian; dan Dia telah membangun pagar untuk rakyat-Nya-sepuluh hukum-untuk melindungi mereka dari pelanggaran. Dalam menuntut kepatuhan pada hukum kerajaan-Nya, Tuhan memberi umat-Nya kesehatan dan kebahagiaan, kedamaian dan sukacita, Ia mengajar mereka bahwa kesempurnaan tabiat yang Ia tuntut hanya dapat dicapai dengan akrab pada Firman-Nya—Counsels to Parents, Teachers, and Students, hlm. 454.

Iman bukan hanya percaya pada Firman Tuhan, tetapi penyerahan seluruh kehendak kita kepada-Nya; yaitu hati diserahkan kepada-Nya, kasih yang terpusat pada-Nya, itulah iman-iman yang bekerja dengan kasih dan memurnikan jiwa. Melalui iman ini, hati diperbarui dalam rupa Allah. Dan hati yang tadinya belum diperbarui dan tidak tunduk pada hukum Allah, sekarang senang dengan hukum-hukumnya yang suci, dan berseru bersama pemazmur, "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari" (Mazmur 119: 97)—Langkah kepada Kristus, hlm. 108, 109.

Komentar