PERSAHABATAN DENGAN KRISTUS SUATU PENGALAMAN YANG BERHARGA
"Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku. Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta" (Kidung Agung 2:3, 4).
Banyak orang, bahkan pada waktu kebaktian, tidak menerima berkat persekutuan yang sejati dengan Allah. Mereka itu terlalu tergesa-gesa. Dengan langkah yang terburu-buru mereka mendesak masuk ke dalam lingkaran hadirat Kristus yang mengasihi, mungkin berhenti sejenak pada batas-batas kesucian, tetapi tidak menunggu nasihat. Mereka tidak mempunyai waktu untuk tinggal dengan Guru Ilahi. Dengan masih memikul beban mereka kembali ke pekerjaan mereka. Para pekerja ini tidak akan pernah memperoleh kemajuan sampai mereka mengetahui rahasia kekuatan. Mereka harus memberi diri mereka sendiri waktu untuk berpikir, berdoa, dan menunggu Allah memperbarui tenaga jasmani, pikiran dan rohani. Mereka memerlukan pengaruh Roh-Nya yang meninggikan. Dengan menerima ini, mereka akan diberi semangat oleh kehidupan yang segar. Tubuh yang lemah dan otak yang letih akan disegarkan kembali, hati yang berbeban berat akan diringankan.
Tidak ada keragu-raguan sedikit pun akan kehadiran-Nya, tetapi hubungan pribadi dengan Kristus, duduk dalam persahabatan dengan Dia-inilah kebutuhan kita. Berbahagialah anak-anak di rumah tangga kita dan para siswa di sekolah-sekolah kita, bilamana para orang tua dan guru belajar dalam kehidupan mereka sendiri pengalaman berharga yang digambarkan dalam kata-kata dari lagu dari nyanyian ini:
"Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku. Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta"—Seri Membina, jld. 3, hlm. 246.
Komentar
Posting Komentar