Pendalaman:
Bacalah Arthur White: “A Few Days at Long Point,”—Ellen G. White: The Australian Years: 1891-1900, jld. 4, hlm. 100-104.
Para penulis Kitab Injil mencatat contoh-contoh dari praktik Yesus dalam hal membangun jembatan dengan orang-orang dari kebudayaan yang lain yang bertujuan untuk menyelamatkan mereka (Mat. 8: 28-34; Mrk. 5: 1-20). Sama dengan hal tersebut, kita juga dipanggil untuk membuat persahabatan dan melayani orang-orang yang berasal dari kebudayaan lain. Kematian Yesus adalah untuk semua orang, terlepas dari ras, kebangsaan, kekayaan, atau latar belakang. Ini adalah hal penting yang jangan pernah kita lupa “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yoh. 2: 2).
“Pria dan wanita tidak memenuhi rancangan Allah, ketika mereka hanya mengekspresikan kasih sayang kepada lingkungan keluarga mereka sendiri, ... sementara mereka mengecualikan dari kasih mereka kepada orang-orang yang dapat mereka hibur dan berkati dengan meringankan beban kebutuhan mereka....”
“Ketika Tuhan memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada orang lain di luar rumah kita, Ia tidak bermaksud agar kasih sayang kita kepada keluarga menjadi berkurang, dan bahwa kita akan kurang mengasihi sanak saudara kita atau negara kita karena Ia ingin kita memperluas simpati kita. Tetapi kita tidak * boleh membatasi kasih sayang dan simpati kita hanya di dalam empat dinding, dan menutup berkat yang telah Allah berikan kepada kita sehingga orang lain tidak dapat menikmati berkat itu bersama kita”—Ellen G. White, The Advent Review and Sabbath Herald, Okt. 15, 1895.
Tanggung jawab yang diberikan kepada kita untuk menjadi berkat bagi mereka yang ada di luar zona nyaman kita, apakah mereka berasal dari kebudayaan lain atau hanya seorang yang tidak berdaya, adalah sebuah mandat dari Yesus Kristus sendiri yang tidak bisa ditawar-tawar (Kis. 1: 8; Mrk. 11: 17).
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi:
1. Apakah yang merupakan zona nyaman Anda, dan mengapa Anda harus memiliki kemauan untuk melangkah keluar dari zona tersebut bila perlu?
2. Apakah implikasi dari peristiwa pada waktu Yesus disebut sebagai "Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa” (Mat. 11: 19)? Apakah yang Yesus sedang lakukan yang mengakibatkan munculnya tuduhan tersebut, dan apakah yang hal ini ajarkan kepada kita tentang misi?
3. Sampai seberapa jauh seorang Kristen harus terlibat dalam perayaan-perayaan dari orang-orang yang tidak percaya? Bagaimanakah orang-orang Kristen bisa melakukan hal itu tanpa berkompromi dengan prinsip-prinsip Kitab Suci?
Komentar
Posting Komentar