Pekerjaan misi kita haruslah datang dari kasih yang dipenuhi dengan ucapan syukur karena apa yang Yesus telah dan sedang lakukan bagi hidup kita. Motif lain apa pun pasti keliru. Membenamkan dirimu dalam Firman dan hidup sejalan dengan Firman adalah kunci untuk penjangkauan dan pekerjaan Injil yang sukses.
“Kehidupan kita harus diikat dengan kehidupan Kristus; kita harus senantiasa mengambil dari Dia, makan dan minum dari Dia, roti hidup yang turun dari surga, sumber mata air yang selalu segar, selalu memberi harta-hartanya yang limpah. Jika kita menempatkan Tuhan selalu di depan kita, mengizinkan hati kita untuk menyatakan syukur dan pujian kepada-Nya, kita akan mendapat kesegaran yang terus-menerus dalam kehidupan keagamaan kita. Doa kita akan berbentuk suatu percakapan dengan Allah, sebagaimana kita akan berbicara kepada seorang teman. Ia akan memberitahukan rahasia-rahasia-Nya kepada kita pribadi. Sering akan datang kepada kita suatu perasaan yang manis dan sukacita, karena kehadiran Tuhan. Acapkali hati kita akan menyala di dalam, sementara Ia datang dekat untuk berhubungan dengan kita sebagaimana dilakukan-Nya dengan Henokh. Bilamana ini yang sesungguhnya menjadi pengalaman umat Tuhan, dalam hidupnya akan terlihat kesederhanaan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan merasa diri rendah, yang menunjukkan kepada semua orang dengan siapa ia bergaul, bahwa ia pernah bersama Kristus dan telah belajar dari Dia”—Ellen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 96.
“Tidak akan ada pertumbuhan atau menghasilkan buah dalam kehidupan yang berpusat pada diri sendiri. Jika engkau telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, engkau harus melupakan dirimu sendiri dan berusaha untuk menolong orang lain. Bicaralah tentang kasih Kristus, ceritakan kepada orang lain kematian-Nya yang tidak mementingkan demi kepentingan mereka .... Bila engkau menerima Roh Kristus—roh dari kasih yang tidak mementingkan diri dan bekerja buat orang lain—engkau akan bertumbuh dan mengeluarkan buah. Rahmat dari Roh itu akan menjadi matang di dalam tabiatmu. Imanmu akan bertambah, keyakinanmu mendalam, kasihmu dijadikan sempurna. Semakin lama engkau semakin memantulkan rupa Kristus dalam segala sesuatu yang suci, agung dan elok”—Ellen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 46.
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi:
1. Bagaimanakah Anda mengerti kata-kata Paulus di surat Filipi tentang Kristus yang dikhotbahkan dengan motif cemburu, perselisihan, atau ambisi pribadi? Bagaimanakah kita bisa yakin bahwa kita tidak bersalah kalau kita melakukannya dengan cara sama?
2. Apakah yang telah menjadi pengalaman pribadi Anda sehubungan dengan kenyataan tentang Allah dan kasih Allah? Yaitu, berdasarkan pengalaman Anda sendiri, bisakah Anda berkhotbah dengan ketulusan dan kejujuran kepada orang lain tentang kebaikan dan kasih Allah? Seperti apakah kira-kira kesaksian Anda?
3. Apakah pengalaman Anda dalam menantikan Tuhan, dan apakah yang diajarkan oleh pengalaman ini tentang percaya kepada-Nya dan tentang iman secara umum?
Komentar
Posting Komentar