Nebukadnezar

Nebukadnezar

Sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, kita percaya apa yang dikenal sebagai “pendamaian yang tidak terbatas.” Berlawanan dengan sebagian denominasi Kristen lainnya, kita percaya bahwa kematian Yesus adalah untuk semua orang, bukan hanya satu kelompok khusus yang ditakdirkan Allah untuk diselamatkan. Karena Allah “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Tim. 2: 4). Yesus menawarkan diri-Nya sendiri sebagai satu korban “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yoh. 2: 2). Itulah sebabnya mengapa setiap orang dipilih, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan” (Ef. 1: 4), bahkan jika tidak semua orang memilih Dia sebagai balasannya. Itulah sebabnya, kita juga menemukan catatan-catatan Kitab Suci tentang segala jenis manusia yang dijangkau bagi Allah.

Bacalah Daniel 4. Apakah yang terjadi dengan raja dalam pasal ini, dan apakah yang dikatakan oleh ayat ini tentang keselamatan yang datang kepada salah satu dari orang-orang yang paling berkuasa di dunia?

Sebuah contoh yang menyolok dalam Kitab Suci tentang bagaimana Allah menjangkau orang berkuasa dan yang tidak percaya adalah cerita tentang Raja Nebukadnezar. Penghakiman Allah telah dijatuhkan kepadanya dalam sebuah cara yang dialami oleh beberapa Raja Israel (lihat, sebagai contoh, 2 Taw. 32: 25, 26; 1 Raj. 14: 21-31; 1 Sam. 28). Catatan Kitab Suci tentang Nebukadnezar, yang sadar dan mengakui Allah Pencipta, menunjukkan bahwa Allah peduli dengan orang yang kaya dan berkuasa, sama seperti Dia peduli kepada yang lemah dan membutuhkan. Dalam ayat 37, orang yang paling berkuasa di bumi ini bersabda, “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak” (Dan. 4: 37). Andaikan saja semua yang kaya, berkuasa, dan angkuh di antara kita sebagai makhluk fana ini mengerti akan kebenaran ini!

Apakah yang kita pelajari dari cerita ini? Pertama, Allah menggunakan orang-orang percaya yang berserah, sama seperti Daniel, sebagai sebuah jembatan untuk menjangkau orang-orang berkuasa yang tidak percaya. Kedua, Allah bisa mengintervensi secara langsung dalam proses bersaksi untuk menjangkau orang yang berkuasa yang tidak percaya. Nebukadnezar direndahkan oleh Allah karena kesombongan dan arogansinya. Dan walaupun ini adalah sebuah cerita yang sangat dramatis, ada banyak cara lain bagi orang yang kaya, berkuasa, dan angkuh bisa direndahkan.

Walaupun kita tidak kaya dan tidak berkuasa berdasarkan standar dunia, mengapa kita harus berhati-hati untuk menghindari sejenis kesombongan yang telah ditunjukkan oleh raja ini? Mengapa sikap itu bisa lebih mudah kita miliki dari pada yang kita pikirkan?

Komentar