Misi kepada Sesama Saya

Misi kepada Sesama Saya

Sabat Petang

Untuk Pelajaran Pekan Ini Bacalah: Luk. 10: 25-37; 2 Tim. 3: 16; Yak. 2: 17-22; Mat. 22: 37-40; Gal. 5: 14; Mi. 6: 6-8.

Ayat Hafalan: “Jawab orang itu: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap Kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’” (Lukas 10: 27).

Kita semua mengetahui ayat berikut ini, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan-segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu” (Luk. 10: 27). Namun, kasih kita kepada Allah bisa menjadi dangkal jika kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah tetapi tidak menuruti-Nya. Kita berpikir bahwa kita mengasihi Allah, tetapi bagaimanakah kasih ini ditunjukkan dalam kehidupan kita sehari-hari? Mengasihi Allah membutuhkan komitmen penuh dari hati, jiwa, tubuh, dan pikiran kita—setiap hari. Siapa saja bisa mengatakan bahwa dia mengasihi Allah; tetapi, melakukan hal ini membutuhkan usaha yang benar-benar disadari.

Namun demikian, walaupun mengasihi Allah itu baik dan penting, Allah juga mau kita mengasihi sesama, karena kasih kita bagi sesama merefleksikan kasih kita kepada Allah, dan itu benar-benar terlihat dalam sebuah cara yang benar-benar nyata dan memiliki pengaruh yang kuat. 1 Yohanes 4: 20 menyatakan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” Paulus juga mengatakan dalam Galatia 5:14 bahwa “Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”’

Pekan ini kita akan belajar bagaimana pelajaran ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan kita.

*Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan pada Sabat, 18 November.

Komentar