Mewarisi Hidup yang Kekal

Mewarisi Hidup yang Kekal

Bacalah Lukas 10: 27, 28. Apakah jawaban dari ahli taurat terhadap pertanyaannya sendiri?

Ahli taurat itu telah menanyakan sebuah pertanyaan, dan dia sendiri telah memberikan jawabannya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu ... kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Luk. 10: 27).

Apakah tanggapan Yesus? Dia berkata, “Jawabmu itu benar” (Luk. 10: 28). Yesus kemudian menantang dia untuk melakukan sesuatu dengan mengatakan, “perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup” (Luk. 10: 28).

Bagi kebanyakan orang percaya, memberikan jawaban yang benar tentang doktrin atau iman bukanlah hal yang sulit. Sebaliknya, tantangannya adalah melakukan apa yang mereka ketahui sebagai hal yang benar dan mengikuti apa yang mereka percaya. Banyak orang yang, walaupun mereka mengetahui bahwa mereka akan diselamatkan, akan binasa karena mereka tidak menuruti apa yang mereka ketahui. Betapa seriusnya masalah ini. Hanya mengetahui tentang mengasihi Allah dan mengasihi sesama tidaklah cukup. Anda harus mempraktikkannya.

Bacalah Yakobus 2: 17-22. Bagaimanakah ayat-ayat ini selaras dengan apa yang Yesus katakan kepada ahli taurat tersebut?

Jika kita mengasihi Allah, kita akan membaca firman-Nya, kita akan berdoa, dan kita akan menuruti perintah-perintah-Nya, dan kita akan taat pada suara-Nya “dengan segenap hati kita.” Jika saya katakan saya mengasihi sesama, tetapi saya tidak peduli dengan sesama yang ada di dalam gereja, atau jika saya mengabaikan kebutuhan orang lain yang sebenarnya saya bisa membantu, apakah gunanya iman saya? Kekristenan bukan hanya sekadar seperangkat kepercayaan yang unik; itu adalah sebuah cara hidup.

“Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: ‘Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’ tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” (Yak. 2:15, 16).

Seberapa jauh Anda peduli dengan kesejahteraan orang lain? Seberapa jauh Anda mengikuti kata-kata Paulus berikut ini: “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Flp. 2: 4). Melalui kasih karunia Allah, bagaimanakah Anda bisa belajar untuk lebih memperhatikan orang lain?

Komentar