"Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau" (Amsal 2: 10, 11).
Setiap orang mempunyai kesempatan besar untuk menjadikan dirinya sesuai dengan pilihannya. Dia dapat menjangkau berkat-berkat kehidupan ini, dan juga keadaan yang baka. Ia bisa saja membangun satu tabiat yang luhur sambil mendapat kekuatan yang baru pada setiap langkah. Setiap hari dia akan berkembang dalam pengetahuan dan akal budi sambil mengecap kebahagiaan sehingga kebajikan dan anugerah bertambah-tambah. Daya pikirnya semakin kuat apabila digunakan; akal budinya semakin mendalam dan kemampuan otaknya semakin besar. Kecakapan, pengetahuan dan kebajikannya berkembang simetris menjadi kekuatan yang lebih besar—Seri Membina, jld. 6, hlm. 16.
Kristus hanya memberikan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan. Pengajaran-Nya bagi manusia dibatasi kepada keperluan dari kondisi mereka sendiri dalam kehidupan yang praktis. Rasa ingin tahu yang mendorong orang datang kepada-Nya dengan pertanyaan yang bersifat mengungkit-ungkit, itu tidak disetujui-Nya. Semua pertanyaan demikian dijadikan-Nya sebagai ajakan yang khidmat, sungguh-sungguh, dan penting. Bagi mereka yang begitu ingin memetik dari pohon pengetahuan, Ia menawarkan buah pohon kehidupan. Mereka menemukan setiap pintu tertutup kecuali yang menuju kepada Allah. Setiap sumber termeterai aman demi sumber hidup kekal.
Juruselamat kita tidak mendorong siapa pun untuk memasuki sekolah nabi-nabi pada zaman-Nya, dengan alasan bahwa pikiran mereka akan dicemarkan dengan istilah yang terus diulang-ulangi, "Kata mereka,' atau "Sudah dikatakan." Kalau begitu, mengapa kita harus menerima kata-kata manusia yang tidak pasti sebagai hikmat yang ditinggikan, sedangkan hikmat yang lebih besar dan lebih pasti ada di tangan kita?—Hidup yang Terbaik, hlm. 431.
"Karena Yang Abadilah yang memberikan hikmat, dari-Nya datang wawasan dan pengetahuan .... Hikmat akan masuk di pikiranmu, dan pengetahuan akan menjadi kesenangan bagimu" (Amsal 2: 6, 10, Moffatt).
Komentar
Posting Komentar