Iman dari para Sahabat
Sebuah cerita yang luar biasa dari Injil menyatakan tentang apa yang dilakukan oleh beberapa orang, mungkin sahabat mereka, untuk membawa seorang yang membutuhkan kepada Yesus. Kita bisa belajar dari apa yang terjadi dalam cerita ini yaitu tentang usaha keras yang bisa saja kadang-kadang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan.
Bacalah Lukas 5: 17-26 (lihat juga Mat. 9: 1-8; Mrk. 2: 3-12). Apakah pelajaran-pelajaran yang kita bisa ambil dari cerita ini sehubungan dengan misi dan pelayanan?
Dengan membawanya kepada Yesus, orang-orang ini memikul tanggung jawab untuk merawat sahabat mereka. Allah sedang memanggil kita untuk menjadi seperti sahabat-sahabat dari orang yang sakit—yaitu menuntun mereka yang membutuhkan kepada Yesus Kristus. Pekerjaan ini membutuhkan iman, perbuatan, kesabaran, dan kemauan, yang bahkan jika diperlukan, bukan dengan cara biasa. Orang-orang ini datang kepada Yesus tetapi kemudian menghadapi rintangan. Mereka tidak bisa membawa sahabat mereka yang tidak berdaya ini kepada Yesus melalui cara yang tradisional. Mereka tidak menyerah; sebaliknya, mereka menemukan sebuah cara yang inovatif untuk membawa orang ini kepada Yesus Kristus. Yaitu, menurunkan teman mereka dari atap! Tetapi, menurut Lukas, Yesus menyetujui apa yang mereka lakukan (lihat Luk. 5: 20).
Kerinduan Yesus adalah supaya kita membawa teman-teman kita yang tidak berdaya kepada-Nya. Kitab Suci merajuk Yesus sebagai Tabib yang Agung yang rindu untuk mengampuni dan menyembuhkan mereka yang menderita, siapa pun mereka.
Ellen G. White menantang kita untuk menolong mereka yang tidak berdaya: “Jangan menunggu untuk diperintah supaya melakukan kewajibanmu. Bukalah matamu dan lihatlah siapa yang ada di sekelilingmu; buatlah dirimu berkenalan dengan yang tidak berdaya, yang menderita, dan yang membutuhkan. Jangan sembunyikan dirimu dari mereka, dan jangan mencoba untuk menutup diri terhadap kebutuhan mereka. Siapa yang bisa memberikan bukti-bukti yang disebutkan dalam Yakobus, yaitu mereka yang mengaku memiliki agama yang mumi, yang tidak dinodai dengan cinta diri atau yang tidak korup? Siapa yang benar-benar mau melakukan dengan segenap kekuatan mereka untuk mengambil bagian dalam rencana keselamatan?”—Testimonies for the Church, jld. 2, hlm. 29.
Yesus sendiri menunjukkan bagaimana menolong mereka yang tidak berdaya dan memanggil kita untuk melakukan hal yang sama. Pertama, kita menjadi teman mereka; kemudian kita belajar tentang kebutuhan mereka; dan pada akhirnya, kita menuntun mereka kepada Yesus, yang merupakan satu-satunya Pribadi yang bisa menolong mereka. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang tersebut dalam cerita ini; kita harus melakukan hal serupa dalam situasi apa saja yang kita temui. Bantulah orang untuk dituntun kepada Dia, satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka, yaitu Yesus.
Saat ini, siapakah yang ada di sekeliling Anda, yang membutuhkan pertolongan? Apakah yang Anda akan lakukan untuk mereka?
Komentar
Posting Komentar