IBADAH DENGAN PENUH SUKACITA DI RUMAH TUHAN
"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: 'Mari kita pergi ke rumah TUHAN'" (Mazmur 122: 1).
Tuhan kita adalah Bapa yang lemah lembut dan berkemurahan. Ibadah kepada-Nya janganlah dianggap sebagai suatu kegiatan yang menyedihkan hati dan membebani. Ibadah kepada Tuhan seharusnya merupakan suatu kesenangan untuk menyembah Tuhan dan mengambil bagian dalam pekerjaan-Nya. Tuhan tidak menginginkan agar anak-anak-Nya, kepada siapa telah disediakan keselamatan yang begitu besar, berlaku seakan-akan Ia adalah seorang majikan yang keras dan kejam. Ia adalah sahabat terbaik mereka; dan ketika mereka menyembah-Nya, Ia rindu untuk bersama dengan mereka, untuk memberkati dan menghibur mereka, memenuhi hati mereka dengan sukacita dan kasih. Tuhan merindukan agar anak-anak-Nya merasakan penghiburan dalam melayani-Nya dan menemukan lebih banyak kesenangan daripada kesukaran dalam melakukan pekerjaan-Nya. Ia merindukan agar orang-orang yang datang untuk menyembah-Nya akan membawa pulang pikiran-pikiran yang berharga akan pemeliharaan dan kasih-Nya, sehingga mereka dapat dihiburkan dalam semua pekerjaan sehari-hari, agar mereka memperoleh anugerah dalam bekerja dengan jujur dan setia dalam segala hal—Langkah kepada Kristus, hlm. 178, 179.
"Adalah satu sukacita untuk bersyukur kepada Yang Kekal, untuk menyanyikan pujian pada-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memproklamasikan kebaikan-Mu di pagi hari dan kesetiaan-Mu pada waktu malam" (Mazmur 92: 1,2, Moffatt).
Komentar
Posting Komentar